ANTARIKSA 2024: Membentuk Opini Publik "Safety Riding" untuk Keselamatan Berkendara dari Perspektif Psikologi Komunikasi
1. What (Apa): Perhelatan ANTARIKSA 2024 dan Temanya
ANTARIKSA 2024 adalah sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Acara ini mengangkat tema "Safety Riding", bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang keselamatan berkendara di kalangan masyarakat, terutama di lingkungan kampus Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa Yogyakarta).
Tema "Safety Riding" dipilih berdasarkan meningkatnya kekhawatiran mahasiswa terhadap kecelakaan kendaraan bermotor yang sering kali memakan korban jiwa. Kondisi ini menjadi semakin relevan bagi mahasiswa Unisa Yogyakarta, mengingat lokasi kampus yang dekat dengan jalur cepat Ring Road, sebuah area yang sering terjadi kecelakaan. Peristiwa tragis yang menimpa seorang mahasiswi keperawatan dari Unisa sehari sebelum acara dimulai menambah urgensi dari kampanye ini.
2. Who (Siapa): Narasumber dan Penggerak Kampanye
Acara ini menghadirkan narasumber yang berkompeten, termasuk perwakilan dari Kapolda DIY, Honda, dan seorang influencer ternama bernama Mas Rang yang terkenal di dunia touring. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta menjadi penggerak utama kampanye "Safety Riding". Mereka mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi komunikasi dalam merancang dan menyebarkan pesan yang efektif untuk menanamkan pentingnya keselamatan berkendara di benak publik.
3. When (Kapan): Jadwal dan Durasi Kampanye
Puncak acara ANTARIKSA 2024 berlangsung pada Jumat, 20 Juli 2024. Namun, kampanye tentang "Safety Riding" sudah dimulai beberapa waktu sebelumnya. Mahasiswa giat menyebarkan informasi dan mempromosikan tema melalui berbagai media seperti poster, media sosial, dan video iklan, jauh sebelum acara puncak berlangsung.
4. Where (Di mana): Lokasi dan Target Audiens
Acara ANTARIKSA 2024 diselenggarakan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, terutama berfokus pada audiens sekitar kampus dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Dengan lokasi kampus yang dekat dengan jalur cepat, target audiens utama adalah mahasiswa dan masyarakat yang sering menggunakan kendaraan bermotor di sekitar Unisa Yogyakarta.
5. Why (Mengapa): Alasan dan Tujuan Kampanye
Pemilihan tema "Safety Riding" didasari oleh keprihatinan terhadap tingginya angka kecelakaan yang melibatkan pengendara motor, yang seringkali berakibat fatal. Tujuan utama kampanye ini adalah untuk menanamkan pentingnya perilaku berkendara yang aman, serta mengurangi jumlah kecelakaan di lingkungan sekitar kampus.
6. How (Bagaimana): Strategi Kampanye dan Pendekatan Psikologi Komunikasi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta menggunakan pendekatan psikologi komunikasi untuk membentuk opini publik dan menanamkan pesan "Safety Riding". Strategi ini melibatkan tiga konsep utama: Sensasi, Persepsi, dan Memori.
Sensasi
Sensasi adalah proses ketika alat-alat indera menerima rangsangan dari lingkungan dan menerjemahkannya ke dalam bentuk yang dapat dipahami oleh otak. Dalam kampanye "Safety Riding", mahasiswa memanfaatkan sensasi visual dengan menggunakan palet warna kuning dan hitam yang mencolok dan dikenal sebagai simbol transportasi dan keselamatan.
Persepsi
Persepsi adalah bagaimana individu menginterpretasikan informasi yang diterima melalui sensasi. Dalam hal ini, mahasiswa berusaha mempengaruhi persepsi publik dengan menciptakan konten yang menarik dan kreatif, yang mampu menarik perhatian. Faktor perhatian menjadi kunci dalam proses ini, di mana mahasiswa menciptakan konten yang menonjol dan berbeda dari yang lain, seperti jargon "Lambat Asal Selamat" yang ditanamkan melalui berbagai media.
 Memori
Memori adalah kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan mengingat informasi. Dalam kampanye ini, mahasiswa menekankan pentingnya pengulangan informasi agar pesan "Safety Riding" tertanam dalam ingatan audiens. Mereka memastikan pesan disampaikan secara konsisten dan berulang melalui berbagai platform, mulai dari media sosial hingga interaksi langsung, guna meningkatkan daya ingat dan kesadaran.
Penerapan Teori Psikologi Komunikasi: Persuasi dan Pembentukan Opini Publik
Dalam kampanye ini, teori Persuasi dan Pembentukan Opini Publik menjadi dasar dalam mengarahkan perilaku audiens. Teori ini menekankan bahwa komunikasi yang efektif dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dengan memanfaatkan aspek kognitif dan emosional.
1. Pembentukan Opini Publik: Melalui konten yang menyentuh emosi dan logika, seperti cerita nyata tentang kecelakaan dan dampaknya, mahasiswa berusaha membentuk opini publik mengenai urgensi "Safety Riding".
2. Persuasi dengan Bukti Nyata: Menghadirkan narasumber yang kredibel dan influencer terkenal memberikan bukti nyata dan otoritas dalam pesan yang disampaikan, sehingga meningkatkan kepercayaan dan efektivitas kampanye.
3. Penggunaan Media Sosial: Media sosial menjadi alat utama dalam menyebarkan pesan, memanfaatkan jaringan luas untuk mencapai audiens yang lebih besar dengan cara yang cepat dan interaktif.
Kesimpulan
ANTARIKSA 2024 menjadi contoh bagaimana mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta berhasil memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi komunikasi dalam membentuk opini publik dan meningkatkan kesadaran akan keselamatan berkendara. Dengan strategi yang tepat dan penggunaan media yang efektif, kampanye "Safety Riding" berhasil menyampaikan pesan penting dan berkontribusi dalam mengurangi angka kecelakaan di kalangan pengendara motor.
Referensi:
- Putriana, Angelia, Dkk. (2021). Psikologi Komunikasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.
-Ardianto, E., & Erdinaya, D. (2019). Komunikasi Persuasif: Strategi Memengaruhi Hati dan Pikiran Audien. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
-Cialdini, R. B. (2009). Influence: Science and Practice. Boston: Pearson Education
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H