Pemilihan tema "Safety Riding" didasari oleh keprihatinan terhadap tingginya angka kecelakaan yang melibatkan pengendara motor, yang seringkali berakibat fatal. Tujuan utama kampanye ini adalah untuk menanamkan pentingnya perilaku berkendara yang aman, serta mengurangi jumlah kecelakaan di lingkungan sekitar kampus.
6. How (Bagaimana): Strategi Kampanye dan Pendekatan Psikologi Komunikasi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta menggunakan pendekatan psikologi komunikasi untuk membentuk opini publik dan menanamkan pesan "Safety Riding". Strategi ini melibatkan tiga konsep utama: Sensasi, Persepsi, dan Memori.
Sensasi
Sensasi adalah proses ketika alat-alat indera menerima rangsangan dari lingkungan dan menerjemahkannya ke dalam bentuk yang dapat dipahami oleh otak. Dalam kampanye "Safety Riding", mahasiswa memanfaatkan sensasi visual dengan menggunakan palet warna kuning dan hitam yang mencolok dan dikenal sebagai simbol transportasi dan keselamatan.
Persepsi
Persepsi adalah bagaimana individu menginterpretasikan informasi yang diterima melalui sensasi. Dalam hal ini, mahasiswa berusaha mempengaruhi persepsi publik dengan menciptakan konten yang menarik dan kreatif, yang mampu menarik perhatian. Faktor perhatian menjadi kunci dalam proses ini, di mana mahasiswa menciptakan konten yang menonjol dan berbeda dari yang lain, seperti jargon "Lambat Asal Selamat" yang ditanamkan melalui berbagai media.
 Memori
Memori adalah kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan mengingat informasi. Dalam kampanye ini, mahasiswa menekankan pentingnya pengulangan informasi agar pesan "Safety Riding" tertanam dalam ingatan audiens. Mereka memastikan pesan disampaikan secara konsisten dan berulang melalui berbagai platform, mulai dari media sosial hingga interaksi langsung, guna meningkatkan daya ingat dan kesadaran.
Penerapan Teori Psikologi Komunikasi: Persuasi dan Pembentukan Opini Publik
Dalam kampanye ini, teori Persuasi dan Pembentukan Opini Publik menjadi dasar dalam mengarahkan perilaku audiens. Teori ini menekankan bahwa komunikasi yang efektif dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dengan memanfaatkan aspek kognitif dan emosional.