•Dinamika Hubungan Trilateralis
Azyumardi Azra menyebutkan bahwa hubungan antara Muslim Nusantara, Timur Tengah, dan China tidak bersifat satu arah melainkan merupakan dinamika trilateral. Nusantara tidak hanya menjadi penerima pengaruh tetapi juga berperan sebagai penghubung antara dua wilayah besar tersebut.
Sebagai contoh, tradisi intelektual Islam yang berkembang di Nusantara, seperti penulisan kitab-kitab keagamaan, turut memengaruhi wacana Islam di Asia Tenggara dan bahkan mencapai dunia Islam yang lebih luas. Para ulama Nusantara, seperti Nuruddin ar-Raniri dan Syekh Yusuf al-Makassari, memainkan peran signifikan dalam jaringan intelektual Islam global.
Benua Ruhum (Benua Rum)
Benua Ruhum sendiri secara harfiah merujuk pada “Benua Roma” atau wilayah Turki Utsmani sebagai pemegang hegemoni kekuasaan wilayah Barat. Istilah ini disebut di dalam sebuah tambo (riwayat pseudo historis lokal) asal Minangkabau yang mengungkapkan Alam Minangkabau tercipta dari “Nur Muhammad” bersamaan dengan dengan alam lainnya , yakni masing – masing “Benua Ruhum” yaitu Turki Utsmani sebagai penguasa wilayah Barat dan “Benua Cina” yang menguasai wilayah Timur. Konsepsi pemahaman tentang penciptaan ini menurut Alam Minangkabau dipengaruhi oleh teori emanasi dalam filsafat Islam dan tasawuf karena pengaruh dari kalangan kaum sufi yang lebih berperan menyebarkan agama Islam pada saat itu. Menurut keterangan Marsden , penguasa Minangkabau yang menyebut dirinya sebagai “Allour Allum Maharaja Diraja” , dipercaya merupakan adik laki – laki Sultan Ruhum atau Rum yang bergelar Maharaja Alief. Jadi , masyarakat Minangkabau percaya bahwa ada penguasa muslim pertama mereka adalah keturunan dari khalifah Rum (Utsmani) yang ditugaskan untuk menjadi Syarif di wilayah tersebut.
Adapun keterangan pada historiografi Melayu lainnya yaitu “Hikayat Merong Mahawangsa” meriwayatkan cerita tentang persahabatan Raja Rum dengan Merong Mahawangsa. Lalu , ada cerita hikayat Melayu lain yang mempercayai putra Raja Rum sebagai nenek moyang rakyat Gayo di sebelah barat daya Sumatera.
Bagaimana orang Nusantara bisa mengetahui keberadaan wilayah Rum? Dipercaya mereka mengetahui informasi tentang Rum dari literatur Arab dan Persia atau bisa jadi dari tradisi yang mereka terima dari bangsa Arab dan Persia yang ada di Nusantara. Jauh sebelum kebangkitan Dinasti Utsmani , literatur Persia dan Turki menyebut nama Rum ke arah Kekaisaran Byzantium atau lebih tepatnya kepada Kerajaan Romawi. Namun , saat Dinasti Utsmani bangkit hingga merebut kota Konstantinopel , istilah Rum menjadi ke arah Dinasti Turki Utsmani seperti yang dituturkan oleh Gibb dan Bowen.
Sekitar paruh kedua pada abad ke – 15 masehi , kerajaan Nusantara mulai menyebut “Raja Rum” ke arah Sultan Utsmani pada saat hubungan politik dan diplomatik antara Dinasti Utsmani dan Kerajaan Islam di Nusantara mulai terbina dan terjalin dengan baik.
Makkah – Madinah : Dua Kota Suci Umat Islam
Makkah dan Madinah adalah dua kota paling suci dalam ajaran Islam. Keduanya tidak hanya menjadi pusat spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam, budaya, dan peradaban umat Muslim. Berikut adalah ulasan mengenai Makkah dan Madinah, termasuk sejarah, keutamaan, dan perannya dalam kehidupan umat Islam.
•Makkah : Kota Kelahiran Islam