-
Anggaplah saya jadi pemilik perusahaan B............
Apa yang akan saya lakukan jika seandainya saya ‘pemilik perusahaan’ yang memproduksi produk B?
Yang pasti, saya akan buat peraturan baru di ‘perusahaan’ saya:
1. Pola pikir ‘perusahaan’ harus berubah. Kalau dulu, saya ‘bebas’ memproduksi barang dengan kualitas yg ‘suka-suka gue’, sekarang jika mau menang dalam kompetisi, ‘perusahaan’ harus mau rendah hati dan ‘tunduk’ pada kemauan pasar.
2. ‘Perusahaan’ harus sadar bahwa pasar itu sudah (dan selalu) berubah. Ini bukan jaman baheula di mana konsumen itu pasrah menerima produk apa saja. Sekarang ini banyak pilihan dan yg paling asyik, konsumen itu bebas untuk memilih.
3. ‘Perusahaan’ ini juga harus belajar dari kesalahan orang (perusahaan) lain. Merek (yang dahulu) besar dan kuat seperti Nokia Mobile Division, yang karena merasa ’powerful’, mereka ’enggan’ berubah dan akhirnya dilibas oleh kompetitor (Samsung, LG, dsb.). Yg artinya, kalau tidak mau berubah, maka akan dilibas oleh kompetitor.
4. ’Perusahaan’ ini akan didorong untuk lebih mengerti perilaku konsumen dan mengerti bahwa konsumen semakin cerdas dan informasi itu tersedia dengan mudah. Konsumen yang sekarang tidak lagi tergiur dengan ‘tampilan keren’ padahal kualitas barang ’memble’.
5. ’Perusahaan’ harus jujur (tidak boleh membohongi konsumen). Kita harus berani mencantumkan informasi penting seperti mengenai bahan-bahan pembuat produk, manfaat produk, expiry date, dan informasi lainnya di kemasan. Tidak ada lagi ’tipu-tipu’, semua harus terbuka dan jelas. Tidak ada lagi disclaimer dengan tulisan kecil-kecil yang biasanya ada di baris bawah – dengan harapan bahwa itu tidak akan dibaca oleh konsumen.
6. ’Perusahaan’ harus menciptakan produk berkualitas yang memberikan solusi dan bukan menambah masalah bagi konsumen.
-