---
Malam itu, Aray duduk di bangku panjang rotan bambu di bagian belakang rumah, tempat yang sama ketika ia pertama kali menerima pesan dari Andri. Di bawah langit malam yang cerah, ia merenung.
Aray (berpikir): "Ini baru awal. Dunia jurnalistik memang keras, tapi selama kita berpegang pada kebenaran, langkah kita menjadi ringan karena pertolongan Yang Maha Kuasa."
Dengan semangat yang membara, Aray menatap ke depan, siap menghadapi tantangan berikutnya dalam mencari dan menyampaikan kebenaran.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!