Anton: "Aray, ceritakan lagi detailnya. Bagaimana kamu mendapatkan informasi ini?"
Aray:"Begini, Pak. Saya mendapatkan informasi ini dari Pak Andri. Dia mengirimkan salinan putusan kasasi yang menurutnya palsu. Dia juga mengirimkan foto dokumen perbandingan yang menunjukkan perbedaan mencolok. Ini bisa menjadi berita besar."
Eko:"Apakah kita sudah memverifikasi keasliannya? Bagaimana kalau dokumen itu memang diedit?"
Aray: "Saya sudah cek, dokumen itu tampak otentik. Tapi tentu kita perlu konfirmasi lebih lanjut."
Arif: "Kalau berita ini benar, ini bisa mengguncang dunia hukum di Indonesia. Tapi kita harus berhati-hati, jangan sampai kita terjebak dalam permainan informasi."
Dimas: "Saya setuju. Sebelum kita publikasikan, kita perlu konfirmasi dari pihak terkait. Ini akan memperkuat kredibilitas berita kita."
Anton berpikir sejenak, kemudian menatap Aray dengan serius.
Anton: "Aray, kamu siap untuk mengonfirmasi ini besok? Kita butuh kebenaran dari sumber-sumber resmi sebelum membawa berita ini ke publik."
Aray: "Siap, Pak. Saya akan segera melakukan konfirmasi besok pagi."
Anton: "Baik, kita semua setuju bahwa berita ini memiliki potensi besar. Tapi kita harus pastikan keasliannya. Setelah konfirmasi, kita akan memutuskan langkah selanjutnya dalam rapat redaksi berikutnya."
Setelah rapat selesai, Aray merasakan beban besar di pundaknya. Besok akan menjadi hari penting untuk memastikan kebenaran informasi ini.