Mohon tunggu...
Inosensius Gusti Wicaksono
Inosensius Gusti Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mas-mas biasa yang mulai mencoba untuk menulis, dimulai dari tugas-tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Sosiolog Klasik: Marx dan Durkheim

12 September 2022   20:30 Diperbarui: 12 September 2022   20:34 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosiologi dan Fakta Sosial

Menurut Durkheim, sosiologi dan fakta sosial sangat erat kaitannya. Sosiolog bertugas untuk mencari kaitan antara sosiologi dengan fakta sosial di masyarakat. Fakta sosial merupakan kenyataan yang terjadi di masyarakat yang memiliki ciri khusus, yaitu tata cara bertindak, berpikir, dan merasakan sesuatu yang terjadi di luar individu.

Durkheim membagi fakta sosial menjadi dua, fakta sosial material dan non material. Fakta sosial material adalah fakta sosial yang dapat dilihat dan diteliti, serta merupakan bagian dari dunia yang mengatur individu (masyarakat, negara, gereja, dan perumahan). Sedangkan fakta sosial non material adalah sesuatu yang dianggap nyata yang muncul karena kesadaran manusia itu sendiri (norma, nilai-nilai, kesadaran kolektif, dan representasi kolektif).

Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merupakan kondisi di mana tiap individu atau kelompok memiliki perasaan moral dan kepercayaan yang sama karena didasari oleh pengalaman emosional bersama. Artinya, nilai-nilai moral dan kepercayaan yang mereka anut melahirkan suatu pengalaman emosional yang mengikat mereka sehingga terbentuk relasi sosial.

Suicide

Durkheim mengatakan bahwa bunuh diri merupakan suatu fakta sosial yang erat kaitannya dengan nilai, norma, aturan, dan agama di dalam masyarakat. Menurutnya, bunuh diri terjadi karena dua hal, yaitu renggangnya solidaritas sosial atau eratnya solidaritas sosial. Renggangnya solidaritas sosial menyebabkan bunuh diri karena masyarakat merasa terasingkan dari dunianya. Sedangkan eratnya solidaritas sosial menyebabkan masyarakat mengikuti salah satu individu tertentu. Apabila satu individu bunuh diri, maka yang lain akan ikut karena solidaritas sosial yang telah terbentuk.

Durkheim membagi bunuh diri menjadi empat jenis, egoistik, anomik, antruistik, dan fatalistik.

Bunuh diri egoistik, terjadi karena rendahnya integrasi sosial oleh individu tersebut. rendahnya solidaritas menyebabkan individu merasa terasingkan sehingga mereka melakukan bunuh diri. 

Bunuh diri altruistik terjadi karena kuatnya integrasi sosial individu dengan kelompoknya sehingga memunculkan kepercayaan tertentu yang menyebabkan terjadinya bunuh diri. 

Bunuh diri anomik disebabkan oleh hilangnya harapan individu untuk hidup. Individu kehilangan cita-citanya, tujuannya, nilai, dan norma di dalam hidupnya. Yang terakhir bunuh diri fatalistik merupakan bunuh diri yang terjadi karena individu tidak mampu memenuhi regulasi yang ada di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun