Sosiologi dan Fakta Sosial
Menurut Durkheim, sosiologi dan fakta sosial sangat erat kaitannya. Sosiolog bertugas untuk mencari kaitan antara sosiologi dengan fakta sosial di masyarakat. Fakta sosial merupakan kenyataan yang terjadi di masyarakat yang memiliki ciri khusus, yaitu tata cara bertindak, berpikir, dan merasakan sesuatu yang terjadi di luar individu.
Durkheim membagi fakta sosial menjadi dua, fakta sosial material dan non material. Fakta sosial material adalah fakta sosial yang dapat dilihat dan diteliti, serta merupakan bagian dari dunia yang mengatur individu (masyarakat, negara, gereja, dan perumahan). Sedangkan fakta sosial non material adalah sesuatu yang dianggap nyata yang muncul karena kesadaran manusia itu sendiri (norma, nilai-nilai, kesadaran kolektif, dan representasi kolektif).
Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial merupakan kondisi di mana tiap individu atau kelompok memiliki perasaan moral dan kepercayaan yang sama karena didasari oleh pengalaman emosional bersama. Artinya, nilai-nilai moral dan kepercayaan yang mereka anut melahirkan suatu pengalaman emosional yang mengikat mereka sehingga terbentuk relasi sosial.
Suicide
Durkheim mengatakan bahwa bunuh diri merupakan suatu fakta sosial yang erat kaitannya dengan nilai, norma, aturan, dan agama di dalam masyarakat. Menurutnya, bunuh diri terjadi karena dua hal, yaitu renggangnya solidaritas sosial atau eratnya solidaritas sosial. Renggangnya solidaritas sosial menyebabkan bunuh diri karena masyarakat merasa terasingkan dari dunianya. Sedangkan eratnya solidaritas sosial menyebabkan masyarakat mengikuti salah satu individu tertentu. Apabila satu individu bunuh diri, maka yang lain akan ikut karena solidaritas sosial yang telah terbentuk.
Durkheim membagi bunuh diri menjadi empat jenis, egoistik, anomik, antruistik, dan fatalistik.
Bunuh diri egoistik, terjadi karena rendahnya integrasi sosial oleh individu tersebut. rendahnya solidaritas menyebabkan individu merasa terasingkan sehingga mereka melakukan bunuh diri.Â
Bunuh diri altruistik terjadi karena kuatnya integrasi sosial individu dengan kelompoknya sehingga memunculkan kepercayaan tertentu yang menyebabkan terjadinya bunuh diri.Â
Bunuh diri anomik disebabkan oleh hilangnya harapan individu untuk hidup. Individu kehilangan cita-citanya, tujuannya, nilai, dan norma di dalam hidupnya. Yang terakhir bunuh diri fatalistik merupakan bunuh diri yang terjadi karena individu tidak mampu memenuhi regulasi yang ada di tengah masyarakat.