b. Korupsi yang memeras (exortive corruption) : yakni korupsi dipaksakan kepada pihak yang disertai dengan adanya peneroran dengan pengacaman atau juga penekanan terhadap kepentingan orang-orang dan hal yang dimilikinya.
c. Korupsi investif (investif corruption) yakni suatu jenis korupsi yang di mana ini seperti memberikan jasa atau sesuatu kepada pihak lain demi adanya profit di masa depan.
d. Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) yakni penunjukan terhadapp sanak famili atau saudara atau siapapun yang memiliki pertalian darah atau pun kepada teman dekat untuk memegang jabatan dalam pemerintahan.
e. Korupsi defensif (defensive corruption) adalah sebuah tindakan korupsi yang dilakukan untuk mempertahankan diri dalam korupsi.
f. Korupsi otogenik (autogenic corruption) ialah korupsi yang bisa ada ketika seseorang yang memiliki kewenangan ataupun pejabat publik mendapatkan timbal balik karena memahami situasi yang rahasia di dalam pemerintahan.
g. Korupsi suportif (suportive corruption) ialah korupsi yang dilakukan secara beramai-ramai dalam satu divisi atau bagian dengan maksud mempertahankan praktek korupsi.
    Sementara itu, dilihat dari kategori pelakunya (Warren 2004) membaginya menjadi enam kategori, yakni, Korupsi yang dilakukan oleh negara yang terdiri dari tiga kategori : (Korupsi eksekutif, Korupsi peradilan, Korupsi legislatif), Korupsi yang dilakukan oleh ranah publik (Media dan Lembaga pembentuk opini public lainnya), korupsi yang dilakukan oleh masyarakat sipil, serta korupsi yang dilakukan oleh pasar.
Why : Mengapa orang melakukan tindak kejahatan terutama kejahatan utama kejahatan korupsi menurut pendekatan teori paideia!
    Sebelum menjawab mengenai "mengapa orang melakukan tindak kejahatan utama kejahatan korupsi" saya akan membahas mengenai teori Paideia.
    Secara etimologi, kata pedia berasal dari bahasa Yunani kuno "paideia" yang berarti "pendidikan umum".
Pengertian paideia sebenarnya adalah sistem pendidikan dan pelatihan budaya di Yunani kuno dan Romawi. Paideia juga digunakan dalam mata pelajaran matematika, geografi, sejarah alam, tata bahasa, retorika dan filsafat. Bahkan juga digunakan untuk istilah pada latihan seperti senam, musik.