Pemikiran politik Plato diawali karena adanya kondisi dimana dominasi politik kekuasaan negara sangatlah besar terhadap masyarakat sipil (civil society) . Fenomena inilah membuat Plato kecewa, karena ia menyaksikan bagaimana negara telah dijadikan alat untuk memuaskan keinginan para penguasa. Ia juga melihat betapa buruknya sistem pemerintahan yang ada pada masa itu. Negara menjadi rusak dan buruk akibat penguasa yang korup.
Plato berpendapat bahwa negara dan manusia memiliki persamaan, oleh sebab itu masalah moralitas haruslah merupakan yang paling utama yang harus diperhatikan dalam kehidupan bernegara, bahkan harus menjadi yang paling hakiki dalam keberadaan hidup para penguasa dan seluruh warga negara selaku manusia.Â
Bagi Plato negara ideal adalah suatu komunitas etikal untuk mencapai kebajikan dan kebaikan. Inilah pengertian negara menurut Plato.
Demikianlah penyataan mengenai epithumia, thumos, dan logistikoan. Saya berharap artikel singkat ini ermanfaat bagi pembaca. Terimakasih dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam artikel ini.
Sumber :
Remigius Taolin, "hidup sukses ala platon", Oktober 2021.
Wibowo, setyo, A. arete, "hidup sukses menurut platon", 2010.
Ambrosius, "Epithumia, thumos, logistikoan dan sikap pemimpin".
Moh. Aldiv Anfasa Abduh, "Thumos". 2020.
Joko Siswanto, "Kejahatan dalam perspektif filsafat", 2000.
Tri Astutik Haryati, "Perspektif filsafat etika aristoteles", desember 2015.