Mohon tunggu...
Mbak Tata
Mbak Tata Mohon Tunggu... profesional -

** House Manager ** Meminati segala hal yang berkaitan dengan eksplorasi dalam meningkatkan produktifitas hidup maupun manajerial yang efektif dan efisien untuk keseharian yang lebih baik silakan berkunjung ke itqonmanager.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Otak Juga Memerlukan Kebiasaan yang Baik

4 November 2015   02:20 Diperbarui: 4 November 2015   08:58 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Studi kami menunjukkan bahwa melatih otak dengan mengambil bagian dalam kegiatan seperti ini di seluruh tahapan usia hidup seseorang, dari masa kanak-kanak sampai usia tua, penting untuk kesehatan otak di usia tua," pungkas penulis Robert S. Wilson, PhD.

Kebiasaan keempat : Koneksi Sosial

Pada Februari 2014 Profesor Psikologi, John Cacioppo, dari University of Chicago, mempresentasikan temuan yang diidentifikasi bahwa konsekuensi kesehatan dengan merasa kesepian dapat memicu penurunan psikologis dan kognitif.

Peneliti Cacioppo menemukan bahwa perasaan terisolasi dari orang lain dapat mengganggu tidur, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan hormon stres kortisol, mengubah ekspresi gen dalam sel kekebalan tubuh, meningkatkan depresi, dan subjektif keseluruhan yang lebih rendah kesejahteraan, semua faktor ini mengganggu fungsi otak yang optimal, konektivitas, dan mengurangi fungsi kognitif.

Kebiasaan kelima berdoa

Sebuah Pilot studi 2013 oleh para peneliti di Harvard Beth Israel Deaconess Medical Center diidentifikasi bahwa perubahan otak yang terkait dengan meditasi dan pengurangan stres berikutnya mungkin memainkan peran penting dalam memperlambat perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan usia seperti penyakit Alzheimer dan lainnya demensia. Dalam hal ini saya dapat mencontohkannya dengan berdoa.

Penulis bernama Rebecca Erwin Wells, MD, MPH, menjelaskan, dia sangat tertarik untuk melihat jaringan modus default dimana sistem otak yang terlibat, ketika orang mengingat peristiwa masa lalu atau membayangkan masa depan, misalnya, dan hippocampus yang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk emosi, belajar dan memori karena hippocampus diketahui mengalami atrofi seperti orang yang dapat maju ke arah penurunan kognitif ringan dan penyakit Alzheimer. Kita juga tahu bahwa usia orang yang makin tua, ada korelasi yang tinggi antara stres yang dirasakan dan penyakit Alzheimer, jadi kami ingin tahu apakah pengurangan stres melalui meditasi dapat meningkatkan cadangan kognitif"

Kebiasaan keenam Pelatihan Game Otak

Para ilmuwan mulai untuk lebih memahami mekanisme spesifik bagaimana pola pulsa elektrik memicu kaskade sehingga terjadi perubahan sirkuit saraf yang terkait dengan pembelajaran dan memori. Dalam laporan yang diterbitkan pada bulan April 2013, peneliti dari Tel Aviv University menemukan bahwa 'stimulan yang kaya' seperti lingkungan dan pemecahan masalah teka-teki, bisa menjadi faktor dalam mencegah atau menunda timbulnya penyakit Alzheimer pada beberapa orang.

Para peneliti di University of California, San Francisco (UCSF) telah menciptakan sebuah permainan video khusus yang dapat membantu orang tua meningkatkan keterampilan mental seperti menangani beberapa tugas sekaligus. Dr Adam Gazzaley dari UCSF dan rekan menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Nature.

Pada bulan Januari 2014, para peneliti di Johns Hopkins University melaporkan bahwa sedikitnya 10 sesi pelatihan kognitif yang ditingkatkan pada kemampuan penalaran orang yang lebih tua mempengaruhi kecepatan pada pengolahan kemampuan seseorang saat mengalami intervensi. Jika seseorang menerima tambahan "penguat" sesi selama tiga tahun ke depan, perbaikan akan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun