Mohon tunggu...
Lavender10969
Lavender10969 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

Fujoshi stadium akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: [Case Solved] Pencuri di Cafe

31 Mei 2024   04:42 Diperbarui: 31 Mei 2024   04:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Cerita ini berlatar pada tahun 2000an...*

Sore itu, hujan turun begitu deras membasahi bumi... Dane duduk sendirian di kursi paling sudut dekat jendela kaca di sebuah cafe

Beberapa kali dia mengangkat cangkirnya meneguk kopi panas yang tinggal setengah sambil menatap ke luar kaca melihat tetesan-tetesan hujan yang turun

Sekalipun hujan di luar cukup deras, namun beberapa orang tidak mempedulikannya, mereka berjalan di tengah derasnya hujan menggunakan payung atau jas hujan dan bahkan ada yang nekat berlari begitu saja menerobos hujan

Dane mengeratkan shal yang dililitkan di lehernya ketika udaranya terasa semakin dingin, entah sejak kapan itu dimulai, tapi Dane merasa tubuhnya semakin tidak tahan dingin dan mudah sakit di musim hujan

Setelah kopinya habis, Dane memesan secangkir kopi lagi dan sepotong roti, lalu kembali menatap layar laptopnya mengerjakan tugas kuliahnya

'Tringg tringg' itu suara lonceng kecil di pintu masuk cafe ketika ada orang yang masuk dan keluar melalui pintu itu, sekilas Dane melihat pria yang mengenakan jas hujan berwarna hitam masuk ke dalam cafe

Ketika pesanannya datang, Dane mengucapkan terima kasih kepada pelayan, lalu kembali melanjutkan kegiatannya mengetik di laptop

'Tringg tringg' lagi, suara lonceng pintu berdering, tetapi kali ini Dane tidak berniat untuk menoleh, dia sangat fokus mengerjakan tugas kuliahnya sambil sesekali menyeruput kopi panasnya dan mengunyah sepotong roti dengan perlahan

'Prang! Prang!" Dane terkejut lalu menoleh pada asal suara yang berisik di dalam cafe

Beberapa barang terjatuh berserakan di tanah

Seorang anak remaja berpakaian kotor dan basah mencoba kabur sambil melindungi kepalanya takut terkena hantaman

"Dasar pencuri kecil! Kembalikan uang itu! Cepat serahkan uangnya!" Pria paruh baya yang berpakaian rapi menarik pakaian anak itu sampai robek, dengan kasar mengguncang tubuh kecil itu memaksanya mengakui perbuatannya

"Aku tidak mencuri uang, aku tidak mencuri!" Remaja itu berkeras tetapi wajahnya sangat khawatir dan ketakutan

Mengabaikan perkataan remaja itu, pria paruh baya yang ternyata merupakan manager cafe menarik pakaian remaja itu dengan kasar langsung memeriksa seluruh tubuhnya

"Jangan! Jangan! Aku tidak mencuri!"

"Ah? Apa ini? Kamu masih berkata tidak mencuri? Lalu apa ini?" Sang manager mengeluarkan dua potong roti dari saku celana si anak remaja

Remaja itu ketakutan, dia sudah ketahuan sekarang dan dia takut dilaporkan ke polisi karena mencuri roti "Ah! Ah! Ampun tuan! Aku tidak akan mengulanginya lagi! Hikss" remaja itu menangis memohon belas kasihan karena manager cafe memukulinya terus menerus tanpa menghiraukan permohonannya

"Berhenti...!" Dane, pria yang berhati lembut tidak tahan lagi melihat kejadian ini, dia berdiri dari duduknya menghampiri mereka dan langsung menghentikan sang manager cafe yang memukuli remaja itu

Manager cafe itu tidak senang ketika Dane menghentikannya "Anak muda, sebaiknya kamu jangan ikut campur dengan urusanku, anak ini terbukti bersalah! kamu juga melihatnya sendiri kan?"

Dane mengangguk membenarkan "Benar, aku melihat kamu mengeluarkan dua potong roti dari saku celana remaja itu, tapi untuk roti seharga Rp10.000,00 per potong dia sudah membayar mahal dengan tubuhnya yang babak belur, kenapa kamu tidak melepaskannya saja setelah memukulinya?"

Remaja itu sangat malu dan ketakutan, semua orang menatapnya dengan jijik dan menghina, dia tidak menyukai tatapan seperti ini

Manager Cafe semakin dibuat kesal karena Dane seolah menuduhnya tidak berperasaan kepada anak remaja ini "Hanya sepotong roti? Tentu saja aku tidak akan memukulnya habis-habisan jika aku hanya kehilangan beberapa potong roti! tetapi uang di dalam laci kasirku juga hilang, pasti dicuri olehnya!"

"Aku tidak mencurinya!" Remaja itu berteriak membela diri, dia tidak terima manager cafe menuduhnya mencuri uang sedangkan dia hanya mencuri dua potong roti karena kelaparan

Dane menunduk memperhatikan anak remaja itu, sudut bibirnya berdarah, pipi dan pundaknya membiru akibat pukulan yang sangat keras, tubuh kurusnya bergetar karena cuaca dingin dan rasa takut menjadi satu

Kemudian Dane mendongak menatap manager cafe yang bertubuh gemuk, berwajah lebar, hidung pesek dan jenis mata yang terlihat sayu. Dane berkata kepada manager cafe "remaja ini tidak berbohong. Aku ingin bertanya kepada anda, manager, mengapa kamu menyimpulkan bahwa remaja ini adalah orang yang telah mencuri uangmu?"

Manager cafe tentu saja menjadi semakin tidak sabar dan menatap kesal Dane, apakah anak muda ini sengaja mengulur waktunya untuk menangkap pencuri? Pikirnya "Tentu saja dia sudah terbukti mencuri rotiku, jadi pasti dia juga yang mencuri uang di laci kasir ku"

Dane menggeleng tidak berdaya, orang yang lebih tua memang selalu saja memandang remeh anak muda sepertinya "Tuan, kamu salah besar jika mengambil kesimpulan secepat itu tanpa pertimbangan hanya karena dua potong roti yang dicuri remaja ini. Seperti yang aku katakan, remaja ini tidak berbohong, dia tidak mencuri uang di kasir mu. Tetapi tenang saja, pelaku yang sebenarnya masih ada diantara kita, sekarang tolong kunci pintu keluarnya untuk menangkap si pencuri uang yang sebenarnya" Dane memerintahkan pelayan yang berdiri di depan pintu masuk untuk mengunci pintu. Pelayan itu menuruti permintaannya lalu suasana cafe menjadi sedikit tegang

Cafe itu memang tidak terlalu ramai, jadi kekacauan ini langsung mengalihkan seluruh perhatian para pengunjung sejak manager cafe berteriak dan memukuli seorang anak remaja bertubuh kurus yang basah kuyup dan berpakaian kotor, termaksud Dane yang akhirnya bergerak untuk menghentikan kekacauan itu

"Sekarang katakan siapa pencurinya!/Ya!/ya!/ cepat katakan siapa pencurinya! jangan hanya berdiri diam disitu!" Beberapa pengunjung mendesak Dane, mereka sangat penasaran apakah pria muda ini benar-benar mengetahui pencurinya? Atau dia hanya ingin mencari perhatian saja?

Dane mengangkat jari telunjuknya menunjuk arah di dekat pintu, dengan kompak semua mata tertuju ke tempat yang ditunjuk itu, di sana hanya ada satu-satunya pria mengenakan jas hujan berwarna hitam duduk dengan tenang menatap balik pada Dane

Karena tiba-tiba ditunjuk sebagai pelaku pencurian, pria yang dimaksud Dane melotot, dan berkata dengan marah "apa yang kamu pikirkan? Jika kamu tidak mengetahui pencurinya, jangan menuduh orang lain sembarangan"

Para pengunjung toko diam-diam mengangguk menyetujui perkataan pria itu

Dane mengangkat sudut bibirnya "aku tidak menuduh mu, tetapi semua buktinya mengarah padamu. clue nya yaitu jejak kaki. Aku sudah berada di cafe ini untuk mengerjakan tugas kuliahku sebelum hujan turun, ketika hujan sangat deras hanya ada dua tamu yang masuk. Jadi perhatikan jejak yang berlumpur di lantai, remaja ini adalah pemilik jejak sendal yang berlumpur, itu berarti dia adalah salah satu dari pengunjung yang datang disaat hujan deras, tetapi jejak sendalnya menunju ke sebelah kiri tempat roti-roti diletakkan. Aku ingat saat aku memesan roti awalnya masih ada 3 potong roti isi kacang di sudut lemari kaca roti, namun ada dua roti yang hilang di sebelah kiri dalam lemari kaca roti itu padahal tak ada yang memesan roti jenis itu baru-baru ini dan pelayan tak ada di sana untuk beberapa saat, jadi anak ini adalah pencuri roti. Tetapi meja kasir berada di sebelah kanan, arahnya berlawanan dengan lemari kaca roti itu, jadi bagaimana cara remaja ini mencuri uang di laci kasir tanpa berjalan ke meja kasir?"

Semua orang memperhatikan lantai, memang benar jejak sendal remaja itu hanya berjalan ke lemari roti

"Tapi hanya ada satu jejak sendal berlumpur di depan sini, dan jejak itu hanya milik remaja ini, jadi bagaimana bisa jejak berlumpur menjadi petunjuknya?"

Sekali lagi Dane menggeleng "Tidak, manager tolong perhatikan kembali lantai disekitar meja kasir mu, ada jejak sepatu orang dewasa di sana" perintah Dane

Karena rasa penasarannya, sang manager mengikuti perkataan Dane dan berjalan ke belakang meja kasirnya. Dia melotot terkejut "astaga! Ada jejak sepatu disini! Tetapi bukan jejak sepatu berlumpur!" Serunya

Semua orang berteriak "wow..." menatap Dane dengan takjub

Pria yang mengenakan jas hujan berwarna hitam langsung berdiri lalu menunjuk Dane dengan jari telunjuknya, dia meninggikan suaranya "hanya karena ada jejak sepatu orang dewasa di sana, bukan berarti aku pelakunya, aku sedari tadi duduk di sini dan hanya pergi ke toilet, aku tidak pernah pergi ke meja kasir itu"

Dane tiba-tiba tertawa keras "hahaha.... tidak, tidak, seharusnya kamu tidak banyak bicara agar tidak membongkar kebenarannya secepat itu.... sekarang kamu memberi petunjuk yang jelas. Kamu adalah pelakunya, jejak sepatu yang ada di lantai disekitar meja kasir adalah jejak sepatu yang basah... kamu datang ke sini dengan sepatu berlumpur, sekalipun kini sudah dicuci bersih, tetapi masih ada tertinggal sedikit lumpur di tumit sepatumu, awalnya untuk menghilangkan jejak berlumpur, kamu berpura-pura pergi ke toilet lalu mencuci lumpur di sepatumu... hujan cukup deras di luar sehingga menimbulkan suara bising dan tidak akan ada orang yang akan memperhatikanmu saat itu, ketika pelayan meninggalkan meja kasir, kamu berjalan memutar dari arah toilet lalu melompat dari sudut meja yang tersembunyi tanaman hias, setelah berhasil mengambil uangnya, kamu menutup laci meja kasir seadanya, lalu kembali melewati jalan yang sama berpura-pura kembali dari toilet, sayangnya karena tindakanmu berjalan sangat lancar dan tidak ketahuan, jadi kamu berpikir untuk menghabiskan secangkir kopimu dulu sebelum pergi... tetapi manager cafe yang kebetulan melewati meja kasir merasa curiga karena lacinya tidak ditutup sempurna dan menemukan jika uang di kasir telah hilang... sangat kebetulan kejadian ini bertepatan dengan anak remaja yang mencuri sepotong roti, jadi manager cafe langsung menuduhnya sebagai pencuri uang itu" Dane menganalisis dengan tepat, manager cafe bahkan takjub bahwa tebakan Dane tentangnya memang benar

"Cihh berhenti berbicara omong kosong! Bisa jadi kamu pelakunya dan bekerja sama dengan anak itu. Kalian pasti berkomplot menuduhku agar kalian berdua bisa kabur" pria yang mengenakan jas hujan berwana hitam itu menjadi semakin panik. Pintu keluar telah di kunci dan dia hanya sendiri untuk mengatasi orang-orang di dalam cafe

"Paman, buktinya sekarang ada padamu, uang itu kamu masukkan ke dalam bajumu di balik jas hujan berwarna gelap itu. Saat kamu pertama kali masuk ke dalam cafe, perutmu tidak sebuncit itu, aku tau bahwa jas hujan memang selalu berukuran kebesaran dan bahannya cukup kaku, tetapi bentuk perutmu yang aneh terlihat sangat jelas, tidak bisa ditutupi oleh jas hujan milikmu"

Semua bukti jelas, dan pencuri itu tidak bisa membantah lagi

Dane berkata kepada pelayan yang berdiri menjaga pintu "sekarang buka pintunya"

Semua orang terkejut, pelakunya sudah ditemukan, kenapa pintu keluarnya harus dibuka lagi?

Dane berkata "aku sudah menghubungi sahabatku untuk membawa polisi dan sekarang mereka sudah berada di luar, jadi buka pintunya dan biarkan polisi yang menangani kasus ini"

Semakin mereka mendengar perkataan Dane, semakin mereka takjub padanya, sejak kapan anak muda ini menghubungi polisi? Jangan lihat umurnya yang masih muda dan wajah tampannya yang terawat dengan baik, tetapi lihat betapa hebatnya dia yang bergerak sangat cepat menangani kasus ini

'Ceklek' ketika kunci diputar, pencuri itu bergegas melarikan diri tetapi sayang sekali polisi sudah mengepung tempat itu

"Kerja bagus Eddie" Dane menghampiri sahabatnya

"Jangan berlebihan, aku hanya membantumu membawa polisi ke sini" jawab pria itu

Manager cafe tercengang, ternyata ada dua pencuri yang masuk di cafenya...

Dane dan Eddie menghampiri Manager cafe yang masih terpaku dengan tampang bodoh

"Manager aku bayar roti yang diambil remaja ini" kata Dane sambil menyerahkan uang kepada pelayan di kasir "tambahkan lima roti cokelat lagi untuknya"

Tetapi Manager cafe hanya mengangguk dengan linglung, kasus pencurian di cafe terselesaikan dengan cepat dan pelakunya berhasil ditangkap, sedangkan anak remaja itu dibebaskan karena Dane telah membayar roti yang dicurinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun