“Iya aisha sama-sama, aku senang kamu mempercayai ku untuk menceritakan masalahmu, moga masalah mu cepat berlalu, dan kamu dapat tersenyum dan ceria lagi seperti sebelumnya.”
“Amin ya robbal alamin”, kataku dan kamipun tersenyum bersama. Lalu ia pamit karena ingin masuk duluan ke kelas.
”Aisha... terdengar suara ibu yang kembali mengetuk kamarku, aku terperanjat, seketika lamunanku buyar dan aku tak sempat lagi memikirkan apa-apa. Aku langsung berjalan beriringan dengan ibu untuk melihat siapa gerangan tamu yang sudah menuggu ku di depan. Jantungku berdegup kencang, tampak seorang pemuda yang duduk tak jauh dari orang tuanya. Ia tertunduk, dan ketika ia mengangkat wajahnya, aku sontak kaget, jantungku serasa berhenti berdetak, dan nadi ku rasa terdiam tak mengalir lagi.
Ternyata yang selama ini berhasil menyembunyikan perasaan, yang selama ini menjaga hijab, yang menundukkan pandangan, dan yang mencintaiku dalam diam adalah...”Fatih”.
Ia tersenyum manis melihat kehadiranku.
Burung-burung terdengar kembali berkicau sejenak, dan kemudian hujan rintik pun turun membasahi bumi yang dahaga. Suatu perjalanan yang panjang telah ku lalui, dan akhir dari catatan panjang hidupku adalah cinta diam nya seorang Fatih.
Terima kasih Ya Allah.............