Mohon tunggu...
Heri Susanto
Heri Susanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Red Letter Day

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CATATAN PANJANG AISHA

21 Desember 2012   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begitulah hari-hari terlewati, aku menyibukkan diri dengan berbagai kesibukan supaya aku dapat melupakan segala perasaan sedih dan kecewaku. Namun demikian tak dapat kupungkiri meski tak bersama lagi, tapi aku sangat merindukan sosok ayah. Aku masih ingat betapa dia menyayangi dan memanjakanku, aku sering menangis saat memandangi fotonya. Ayah......andai engkau tahu betapa aku sangat merindukan mu. Tapi mengapa semua ini terjadi? aku yakin Allah pastinya yang lebih mengetahui.

Pernah suatu ketika untuk pertama kalinya aku menerima ajakan seorang abang tingkat ku dikampus yang mengajak menjalin hubungan, dengan kata lain pacaran. Itu terjadi ketika aku baru saja menjadi mahasiswa baru. Saat itu aku memang sedang labil dan sangat membutuhkan peran seseorang yang dapat memahamiku. Kala itu aku berpikir semua itu dapat terwujud bila aku bersamanya. Tapi ternyata dugaan ku salah, aku menjalani hubungan selama 2 tahun, tapi berjumpa dengannya hanya 5 kali, padahal berada dalam satu kampus. Apa itu yang dinamakan pacaran? Aku juga tak mengerti. Aku kembali kecewa, tak ada kabar darinya, aku juga tak tahu apa-apa tentangnya. Namun aku tetap berusaha bertahan hingga kesabaran ku menuju ambang batas, dan pada suatu hari aku pun memutuskan untuk mengakhiri semuanya. aku telah melakukan hal bodoh, menanti dengan sia-sia. Kini ku yakin, dia bukan orang yang tepat untuk ku.

Setelah itu aku tidak ingin pacaran lagi, dan lebih berusaha untuk mendekatkan diri pada sang Robb. Aku merasa terlalu rapuh, padahal mungkin cobaan yang kuterima selama ini adalah ujian sebagai batu loncatan agar aku bisa lebih dekat dengan Nya. Astaghfirullahal adzim..... ampuni hambaMu ini Ya Alah....

***

Hari terus terlewati, aku semakin sibuk dengan skripsiku. Kebahagiaan ibu adalah tujuan hidupku saat ini. Kasih sayang, cinta, materi, tenaga, jiwa, dan raganya seakan tak pernah habis tercurah untukku. Ibu tempatku bersandar, mengadu dan mengarungi suka duka selama 21 tahun ini. Terlalu banyak jasanya padaku, yang walau dengan apapun belum tentu aku dapat mengganti semuanya. Aku ingin melihatnya tersenyum bangga padaku, bahagia menatapku sebagai anaknya dan memelukku sebagai bukti cintanya.

Ya Allah bantulah niat hamba ini, semoga aku dapat melakukannya.

Lamunanku buyar ketika ibu mengetuk pintu kamarku, ”Aisha.....ada surat untuk mu nak”, aku terkejut sambil berkata, ”surat???”, ” dari siapa bu?”

”Ibu tidak tahu, tak ada nama yang tertera disini, hanya alamat saja”, itu jawaban ibu saat ku tanya. Aku berkata, ”terima kasih ya bu, aisa coba baca dulu, siapa tahu isinya penting”. Ibu tersenyum sambil mengangguk dan kembali ke kamarnya. Akupun menerima surat itu dengan hati penuh tanya, dan perlahan aku membukanya.

Kepada sahabat ku, aisha

Assalamualaikum wr.wb

Apa kabar aisha? pastinya engkau sangat terkejut menerima surat ini. Aku memberanikan diri mengirim beberapa untaian kata karena gejolak besar yang ada dalam diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun