Ukuran itu bertujuan memberi data bandingan kepada negara-negara yang dievaluasi, untuk meningkatkan kebijakan dan capaian pendidikan. Dari 77 negara, Indonesia berada di posisi nomor 71.Â
Romo Magnis melanjutkan dengan memuji kinerja Ji Xinping. Pak Gita melengkapi keberhasilan Presiden Tiongkok dalam memilih para pejabat untuk bekerja di pemerintahannya, dengan penyeleksian talenta berdasarkan meritokrasi, bukan berdasarkan patronase dan loyalitas.Â
Dalam kasus Balige, dan mungkin di banyak kabupaten lain di seluruh pelosok negeri, pengangkatan pemimpin atau kepala daerah, pada umumnya tidak dilakukan secara meritokrasi. Rata-rata berdasar pada patronase dan loyalitas.Â
Dan menarik, pada akhir diskusi Pak Gita bertanya kepada Romo, apakah Romo merasa bahagia?
Menjawabnya, Romo Magnis meminjam bahagia ala Aristoteles. "Kita hendaknya hidup dengan cara yang membuat kita bahagia. Namun harus diingat, orang tidak menjadi bahagia bila dia berusaha menjadi bahagia. Bahagia akan terbit dengan sendirinya ketika kita melakukan suatu usaha yang bermakna bagi manusia lain."
Jawaban filosofis Romo Magnis apakah juga jawaban kami bila hal sama ditanyakan kepada kami? Apakah kami merasa bahagia? Itu jawaban terbaik.Â
is/05/01/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H