Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

F1 H2O dan Kebahagiaan Orang-Orang Balige

5 Januari 2023   08:38 Diperbarui: 17 Januari 2023   10:43 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan itu didirikan tahun 1930 dan masih kokoh. Di dalamnya ada kilang minyak yang waktu itu telah lama digunakan oleh perusahaan keluarga -pemilik SPBU Barat- untuk distribusi BBM ke wilayah Samosir dan sekitarnya. "Kami bermaksud memperbaiki bangunan tersebut untuk kemudian diserahkan ke Pemda, sebagai gedung bersejarah dan saksi kejayaan kota di masa lalu. Jadi jangan dibongkar demi kegiatan ini," ujar Sebastian. 

Tentang relokasi pedagang, saya ingat Pak Jokowi ketika masih menjabat Walikota Solo. Ia merelokasi pedagang pasar ke lokasi baru tanpa keributan karena telah puluhan kali berdiskusi dengan para pedagang. Dalam tayangan di Youtube, perwakilan Pemkab mengaku baru lima kali bersosialisasi dengan warga terdampak. Belum rampung.

Teman yang pengusaha ikut mengeluhkan lambatnya respons Pemkab sekarang ini. 

Menyambut keluhan teman pengusaha itu, kawan kami yang adalah pegiat budaya, berbagi pengalaman.

Ia tergabung dalam satu Forum yang terdiri dari para diaspora yang terpanggil membangun Toba. Beberapa waktu lalu Forum melakukan audiensi ke kantor Bupati. Mewakili Forum, seorang warga senior menyampaikan maksud kedatangan untuk membantu kerja PemKab dengan sumbangsih pemikiran dan solusi masalah-masalah sosial. 

Alih-alih mendengarkan ulasan Forum, Bupati meminta asistennya untuk menayangkan rekaman kegiatan Pemkab menyoal F1H2O. "Nanti dululah masalah-masalah sosial itu. Sekarang bagaimana kita dapat menarik para investor mau berinvestasi di Toba untuk meningkatkan ekonomi warga," ujar pegiat budaya menirukan perkataan Bupati saat itu.

Mendengar itu, saya sadar kami yang duduk semeja ini, sedang tidak bahagia. Dan saya bisa ingin menambahkan satu cerita lagi, tentang pekerjaan dinas PU yang membongkar jalan-jalan nomor dua di kota, sejak November lalu. Penggalian sudah selesai namun sisa-sisa galian menyisakan pemandangan tak elok. Jalanan bergelombang hingga menyusahkan pejalan kaki dan pengendara roda dua dan empat. Dan belum nampak akan dibereskan, sampai tulisan ini selesai. 

Menyoal ketidakbahagiaan ini, saya baru saja menonton podcast Endgame teranyar. Kali ini Pak Gita Wirjawan mewawancarai Romo Magnis. Dua intelektual membincang isu-isu mutakhir dunia dalam hal negara dan politik, agama dan nilai-nilai etis, serta masalah-masalah di tanah air. 

Romo Magnis memberi contoh Tiongkok yang berhasil meningkatkan kesejahteraan 700 juta penduduknya. Pak Gita melengkapi dengan mengemukakan tiga hal penting sebelum pencapaian negeri tirai bambu tersebut.

Pertama, pembangunan infrakstruktur selama 30 tahun belakangan. Kedua, pendidikan. Ketiga, meningkatkan daya saing dalam hal memberi izin usaha baru. 

Pada poin kedua, isu favorit tiap kali perbincangan di Endgame, Pak Gita mengatakan soal PISA --satu studi yang dilakukan oleh OECD (Organisasi Kerjasama Ekomoni dan Perkembangan), yang mengukur kinerja skolastik siswa usia 15 tahun dalam hal matematika, sains, membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun