*****
Kini Ramadhan telah memasuki hari kedua puluh, Israel dan Hamas telah menyepakati Genjatan senjata. Suara bombardir dari bom-bom Israel telah usai. Armand masih sibuk dengan rutinitasnya. Masih ribuan korban yang masih memerlukan pertolongan dan perawatannya. Kondisi korban masih seperti hari-hari yang lalu. Panas Matahari masih menyengat Gaza seperti hari-hari yang lalu. Seakan tak ada yang berubah. Tetapi bagi Armand, semuanya seakan berubah. Bahkan perubahan itu terasa seratus delapan puluh derajat. Kini hanya tinggal dia dan Makhmoud, tanpa kehadiran Reem Salih. Meskipun begitu, perjuangan ini harus terus dilanjutkan, hasil yang diperolehpun harus lebih maksimal. Paling tidak khusus untuk Armand. Dia akan lebih keras lagi dalam mengabdi. Karena dalam dirinya, ada jatah pengabdian Reem Salih yang harus diwakilinya. Mencintai Reem Salih, berarti mencintai bangsanya juga.
Bagi Reem Salih, mungkin ini ramadhan yang terakhir. Tapi bagi Armand, kehadiran Reem Salih akan selalu ada, selama ramadhan itu sendiri masih ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H