Anda punya banyak makanan dan minuman? Tapi, jangan berlebihan dalam mengkonsumsinya. Cukupkan hanya dua belas jam saja anda mengkonsumsi makanan dan minuman dari usia sehari semalam yang dua puluh empat jam.
Kesunyian yang diminta Ramadhan, dalam bentuk tafakur dan menahan lapar. Jangan diartikan anda tidak akan mampu melahirkan karya-karya besar. Proklamasi Indonesia, yang merupakan puncak perjuangan mengusir penjajah, terjadi di saat Ramadhan. Karya Monumental Buya Hamka berbentuk tafsir Al Azhar, dilahirkan ketika Buya sedang tafakur di balik jeruji besi.
Maka, Ramadhan dan Corona, hendaknya menginspirasi kita, agar kita menjadi kepompong, untuk kemudian lahir menjadi kupu-kupu nan indah.
Indah untuk diri sendiri, indah untuk tempat yang kita tempati bersama (Bumi).
Dan, untuk menjadi kepompong itu, tinggallah di rumah, tafakkur serta mengerjakan karya-karya besar. Dan karya terbesar itu, berdoa untuk keselamatan diri dan keselamatan bumi dimana kita tinggal.
Inilah sunatullah yang harus kita lakukan sekarang. Sebab, jika tidak sekarang dan oleh kita. Maka, akan ada kejadian yang lebih dahsyat dari corona, yang memaksa alam untuk tiba pada titik kesetimbangannya.
Inilah, mungkin tafsir dari ayat "Tuhan memelihara langit dan Bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya. Jika kamu orang-orang yang meyakini" (Ad Dukhaan. QS : 44:7).
Apakah kita tidak mati kelaparan jika tinggal di rumah? Jawabannya TIDAK.
Karena, tidak ada kepompong yang mati sebelum jadi kupu-kupu. Semua itu, adalah cobaan kesabaran bagi kita, saat sebelum lahir menjadi kupu-kupu yang cantik.
Masih tidak percaya? Simak janji Allah dibawah ini.
"Dan sesungguhnya. Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (Al Baqarah :55).