Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Tetap Miskin, Meski Usaha Sudah Maksimal

4 Juni 2019   15:25 Diperbarui: 4 Juni 2019   15:42 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Contoh kalimat yang memisahkan antara makhluk dan Allah seperti, Ya Allah, aku bermohon padaMu.....

Contoh kalimat yang tidak  memisahkan antara makhluk dan Allah seperti, Ya Allah, aku gembira Engkau karuniakan keingin untuk memperoleh.....

Pada kalimat kedua, obyek yang diminta, didasarkan pada keinginan yang diberikan Allah, sedang pada kalimat pertama, obyek yang diminta, murni timbul dari keinginan sang peminta -manusia-

Tiga, selalu sertakan Allah dalam pencapaian apa yang diminta. Caranya dengan mengikrarkan seluruh bagian tubuh kita untuk digerakkan Allah, agar tercapai semua keinginan yang diminta. Kalimatnya dapat sebagai berikut; ya Allah, maka sejak saat ini, aku serahkan mataku, telingaku, hidungku, tanganku, kakiku, pikiranku serta seluruh tubuhku untuk Engkau gerakkan demi terkabulnya apa yang aku minta.

Akibatnya, ketika timbul ide terobosan untuk menggapai apa yang diminta, maka ide itu datang dari Allah, ketika mulut bicara dalam upaya pencapaian apa yang diminta, maka mulut itu digerakkan oleh Allah, demikian juga ketika kaki melangkah, tangan bergerak dan hidung mencium, semuanya dalam scenario yang sesuai keinginan Allah. Sehingga semuanya efektif dan tak keluar dari kaidah-kaidah yang disyaratkan oleh syariah.

Jika semuanya sudah sesuai dengan kehendak Allah, maka darimana lagi sisi yang tersisa untuk tidak terkabulnya apa yang dikehendaki oleh makhlukNya, oleh kita?

Wallahu a'laam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun