Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Tetap Miskin, Meski Usaha Sudah Maksimal

4 Juni 2019   15:25 Diperbarui: 4 Juni 2019   15:42 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekarang, mari kita kaji ucapan "saya sudah melakukan sholat lima waktu, saya telah melakukan sholat tahajud dan bersedekah. Namun, hingga kini, permintaan belum juga terkabul, saya masih tetap miskin. Ada 4 point yang perlu diperhatikan dari ucapan diatas. Kata sholat, tahajud, sedekah dan miskin. 3 kata memiliki energy positip, sholat, tahajud, sedekah dan satu kata memiliki energy negative, yakni miskin.

Ternyata energy negative memiliki bobot lebih besar dari ketiga kata positip, maka jadilah sang penanya miskin.

Demikian juga dengan dua pertanyaan berikutnya. Kata dengan energy negative. Ternyata, memiliki bobotnya lebih besar dari kata dengan ucapan postif. Maka, jadilah dua penanya terakhir kecewa dengan kenyataan yang diterimanya.

Bagaimana menjelaskan, kata-kata negative memiliki energy perusak demikian besar? Hal demikian dapat dijelaskan sebagai berikut;

Satu, ketika mengucapkan kata-kata berenergi negative, manusia keluar dari fitahnya sebagai manusia. Karenanya, manusia membutuhkan energy yang labih besar untuk melahirkan kata-kata bernergy negative  itu.

Dua, Allah, ketika kata itu diucapkan dipisahkan secara langsung atau tak langsung oleh si pembicara. Dengan kata lain, tanpa penyertaan Allah, sudah menciptakan tandingan lain selain Allah. Akibatnya, Allah sebagai super ego, tidak berkenan dengan perilaku yang sang pengucap.

Dengan dua alasan diatas, maka berlakulah (terjadilah) apa-apa yang diucapkan dengan energy negative itu.

Solusi yang ditawarkan.

Melihat besarnya daya rusak yang ditimbulkan  oleh energy negative, maka saya menawarkan beberapa solusi sebagai berikut.

Satu, Jangan sekalipun sertakan energy negative dalam pikiran dan ucapan kita. Dengan menggunakan seluruh pikiran dan ucapan positip, maka tertutup kemungkinan munculnya hasil yang negative. Kaidah ini sesuai dengan kaedah matematika. Positip dikali positip maka hasilnya positip, atau positip ditambah positip hasilnya postif. Sekecil apapun bilangan itu.

Dua, selalu sertakan Allah dalam setiap permintaan. Jangan pisahkan antara yang meminta sebagai makhluk manusia dengan yang diminta Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun