Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Singa Laut yang Terlambat Pulang

25 Mei 2017   13:59 Diperbarui: 25 Mei 2017   14:02 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujung Muara Berlabuhnya Nelayan (dok.Pribadi)

Di langit,  udara sangat cerah, bulan purnama terjadi sempurna, tak ada sedikitpun awan yang menghalangi. Kasman menoleh ke belakang dari pelampungnya, ombak yang menuju daratan pulau Entah, ada dibelakang mereka. Itu artinya, mereka sudah aman. Ombak tak akan membawa mereka kembali ke pulau Entah.

Kasman menarik napas lega, mengeluarkan bekal airnya dan meneguknya, sementara Ambo Gatta duduk ke atas pelampung, mengeluarkan rumput liar yang sudah dia keringkan, lalu menyalakannya sebagai pengganti tembakau. Agaknya, rasa syukur dari permulaan panjang menuju rumah diekpressikan Ambo Gatta dengan menghisap rokok dari rumput liar di pulau Entah.

“Man, ini baru permulaan” kata Ambo Gatta.

“iya.. mudah-mudahan semua lancar” jawab Kasman.

“ya... Selesai saya merokok, kita pasang pelepah kelapa itu di ujung pelampung ini”

“Siap Kapten” reflek jawab Kasman. Kasman ingin membesarkan hati Ambo Gatta dengan memanggilnya Kapten.  Pelepah kelapa dimaksudkan untuk kemudi, tujuannya agar pelampung ini dapat dikendalikan arah lajunya.

“Man, kau lihat Bintang pari itu?”

“iya saya lihat”

“Dengan melihat bintang Pari itu, saya sudah dapat tentukan arah pulang kita”

“saya percaya, Kapten bisa lakukan itu” Jawab Kasman lagi. Lalu berdua mereka memasanga pelepah kelapa pada buritan. Sejak itu, secara bergantian mereka menjaga pelepah kelapa itu, agar arah pelampung mereka, sesuai dengan petunjuk arah yang diberikan Ambo Gatta.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun