Dalam perjalanan melintas laut yang entah sampai kapan tiba di kampong, rencananya ikan yang mereka peroleh diperjalanan, akan dibersihkan dengan pisau tajam itu. Jika saja hujan tak pernah turun, air kelapa dapat digunakan sebagai penghilang dahaga, kelapanya dapat menjadi sumber tenaga dari mereka.
Dua nelayan kawakan itu, sangat matang mempersiapkan segalanya.
Dengan sekali ayunan kuat, mereka berdua melemparkan bungkusan kelapa itu ke puncak ombak yang datang, lalu dalam hitungan detik berikutnya, Kasman dan Ambo Gatta terjun berbarengan menyusul bungkusan kelapa yang baru mereka lempar dan belum cukup dua menit berikutnya, Kasman dan Ambo Gatta telah berada diatas perahu atau pelampung yang terdiri seratusan kelapa tua. Sukses!!!.
Pelampung naik turun diatas gelombang ombak, menuju laut lepas. Selamat tinggal pulau entah. Kasman dan Ambo Gatta tersenyum dengan penuh arti, entah kapan tiba sampai rumah, tapi perjalanan menuju kesana sudah dimulai.
Tiba-tiba…. Datang ombak besar, kasman dan Ambo Gatta, terbawa ke atas gelombang dengan kecepatan tinggi, mereka berdua berpegangan kuat pada jaring pembungkus kelapa dengan sekuat tenaga. Target sementara, jangan sampai terpisahkan dengan “pelampung” yang mereka buat dengan susah payah itu. Biarlah ombak membawa pelampung kemana suka sang ombak, asal mereka berdua tetap berada diatasnya.
Blargggghhhhh…. Sebuah hempasan besar terjadi. Pelampung menghantar dinding batu pantai, pelampung hancur, kelapa berserakan ke semua arah, jarring yang dipegang erat Kasman dan Ambo Gatta terlepas. Mereka berdua tenggelam ke dalam laut asin yang sedang marah itu. Lalu semuanya gelap.
Keduanya tersadar kembali, matahari yang mencorong ganas itu, telah menyadarkan Kasman dan Ambo Gatta dari pingsan panjangnya, dari kejadian ganasnya hempasan ombak semalam. Kasman dan Ambo Gatta telah dikembalikan oleh sang Ombak ke pulau Entah kembali.
*****
Kini Kasman berdiri dari tempat duduknya, di puncak terjal daratan berbatuan di ujung tubir pulau Entah. Dibawahnya, ombak ganas bergemuruh dahsyat, datang secara periodik. Namun, itu semua bukan ancaman lagi bagi Kasman. Dia telah dapat cara menaklukan ombak besar itu. Pada hitungan ketujuh, ombak yang datang itu, adalah ombak terbesar yang akan membawa semuanya ke tengah laut dan tak kembali lagi. Kejadian demikian akan selalu terjadi pada semua hari. Begitulah kesimpulan Kasman, kesimpulan yang dia dapat, setelah Kasman delapan hari melakukan percobaannya. Kini, tak ada keraguan sedikitpun pada Kasman akan keberhasilan mereka meninggalkan pulau Entah.
*****
Satu, dua, tiga… Dengan sekali ayunan kuat, Kasman dan Ambo Gatta melemparkan bungkusan kelapa itu ke puncak ombak yang datang, lalu dalam hitungan detik berikutnya, Kasman dan Ambo Gatta terjun berbarengan menyusul bungkusan kelapa yang baru mereka lempar dan belum cukup dua menit berikutnya, Kasman dan Ambo Gatta telah berada diatas perahu atau pelampung yang terdiri seratusan kelapa tua. Sukses!!!.