Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Benteng Vredeburg Menggenggam Jogja dalam Satu Ruangan

20 Mei 2017   13:39 Diperbarui: 21 Mei 2017   08:01 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Benteng Vredeburg dimulai setelah terjadi gempa dahsyat di Jogya pada 1867. Pada peristiwa gempa besar ini, beberapa bangunan besar seperti Gedung Residen, Tugu Pal Putih, dan Benteng Rustenburg rusak berat.

Pada lahan tempat berdirinya Benteng Rustenburg, kembali dibangun Benteng yang lebih kokoh dan modern. Benteng baru inilah, kelak diberi nama sebagai BentengVredeburg. Berarti “Benteng Perdamaian” dengan tafisran, bahwa antara kesultanan Yogyakarta dan Pihak Belanda tidak saling serang.

Meski berjulukan sebagai Benteng perdamaian. Namun, dalam sejarah pemakaian Benteng, Benteng ini tak terlepas dari gejolak zaman yang terjadi saat itu. Belanda menggunakan Benteng ini untuk menahan para pejuang kemerdekaan. Ketika Jepang datang ke Indonesia dan mengalahkan Belanda, Jepang, juga menggunakan Benteng Vredeburg sebagai tempat “tahanan” bagi Belanda. Demikian juga, terhadap pejuang-pejuang  kemerdekaan Indonesia.

Setelah kemerdekaan, TNI pernah menggunakan Benteng Vredeburg sebagai barak Militer. Konon, beberapa tahanan yang diduga sebagai anggota dari Partai Komunis Indonesia, juga ditahan di  Benteng Vredeburg ini.

Benteng Vredeburg saat ini.

Seperti sudah disinggung diatas, sejak 28 Oktober 1998 fungsi Benteng Vredeburg telah berubah fungsi menjadi museum. Untuk mengetahui Jogya, terutama tentang masa lalu dan sejarah Indonesia umumnya, sangat bijak jika kita mengunjungi museum Benteng Vredeburg. Ibaratnya, museum Benteng Vredeburg menggenggam Jogyakarta dalam satu ruangan.

Beberapa peristiwa yang terjadi di Jogyakarta yang kemudian memiliki gaung nasional dapat dilihat di museum Benteng Vredeburg. Sebut saja, sejarah berdirinya pergerakan Muhammadiyah, diorama yang digambarkan pada museum Benteng Vredeburg sangat jelas terlihat, sejarah berdirinya Taman Siswa, Serangan Umum 1 Maret 1949, Kisah perjuangan Pangeran Diponegoro,  sejarah berdiri Universitas Gajah Mada yang sangat erat kaitannya dengan Kraton, Koran perjuangan  “Kedaulatan Rakyat” beserta mesin cetak pertamanya merk Heidelberg juga dapat kita lihat disini. Demikian juga Peristiwa heroik  di Lanud Maguwo beserta patung Abdurahman Saleh.

Akhirnya, naiklah ke Benteng di Pasar Ngasem, maka anda akan melihat Keraton dan Jogya dari atas. Masuklah ke ruangan dalam museum Benteng Vredeburg, maka anda akan menggenggam Jogya dalam satu ruangan dari masa lalunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun