Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Benteng Vredeburg Menggenggam Jogja dalam Satu Ruangan

20 Mei 2017   13:39 Diperbarui: 21 Mei 2017   08:01 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai acara Indonesia Community Day 2017 yang berlangsung tanggal 13 Mei 2017, pertanyaan berikutnya, apa yang menjadi pertanda, jika telah mengunjungi Jogya? Kalo sekedar cindera mata, rasanya kok standard banget. Sebagai pertanda yang lain, maka dibuatlah tulisan ini.

Jogya, sebenarnya bukan sesuatu yang asing, kota ini pernah begitu akrab dengan saya, selain Bandung. Jika ditarik garis lurus antara Tugu Jogya dan alun-alun Kidul. Maka, lokasi diantara kedua tempat itu, akan kita jumpai Kraton Yogya dan Jalan malioboro. Sementara sisi luar perpanjangan dari Tugu Jogya akan terdapat Gunung Merapi dan sisi luar alun-alun kidul akan terdapat Pantai Parang Tritis yang berada di bibir laut selatan Jawa.

Begitulah, ketika wisatawan mengunjungi Jogya, obyek yang menjadi perhatian mereka, hanya sepanjang garis lurus yang saya gambarkan diatas. Gunung Merapi, Tugu Jogya, Kraton Yogya, Malioboro, alun-alun kidul dan berakhir di Pantai Parang Tritis.

Tentunya selain wisata budaya dan kuliner Jogya yang terkenal itu. Gudeg.!

Lalu, dimana letak Benteng Vredeburg? Pertanyaan yang sering membuat kening yang ditanya berkerut. Dimana ya? Seakan akrab ditelinga, tapi dimana persis letaknya? Atau beberapa diantara yang ditanya tahu lokasinya. Namun, belum pernah mengunjunginya.

Jika, kita berjalan sepanjang Jalan Malioboro sebagai icon Jogyakarta ke Arah alun-alun,  sesaat setelah melewati pasar Bringharjo, maka selesailah Jalan Malioboro. Lalu, kita segera masuk Jalan A Yani, pada jalan ini, di sisi sebelah kanan jalan, terdapat Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Jogyakarta. Nah, diseberang bangunan itulah terletak Benteng Vredeburg.

Keterasingan Benteng Vredeburg dari perhatian masyarakat, menunujukkan bagaimana tidak perdulinya masyarakat akan nilai sejarah sebuah kota dan museum. Padahal, jika saja, perjalanan wisatawan dimulai dari Benteng Vredeburg. Maka, separuh “tentang” Jogya telah selesai. Karena Benteng Vredeburg, sejak 28 Oktober 1998 fungsi Benteng Vredeburg telah dirubah menjadi museum. Peresmian alih fungsi menjadi museum itu, ditandai dengan penanda-tanganan prasasti oleh Prof.DR. Edi Sedyawati.

Sesungguhnya, proses menuju perubahan fungsi Benteng Vredeburg menjadi museum, merupakan sebuah proses panjang. Dimulai dengan ide yang dilahirkan pada tulisan-tulisan ki Hajar Dewantara sebagai ilmuan dan Bapak Taman Siswa.

Akhirnya, pada 9 Agustus 1980 ditandai dengan terjadinya penanda tanganan kesepakatan antara Sri Sultan Hamengku Buwono IX  dan Dr.Daud Yusuf menjabat sebagai mentri Pendidikan dan Kebudayaan.

Profil Benteng Vredeburg.

Sekilas, Benteng yang berada di pusat kota Yogya ini, mirip dengan Benteng Roterdam yang berada di Makassar. Jika Benteng Roterdam berada di tepi laut diasumsikan untuk menangkal serangan yang datang dari laut. Maka, dengan asumsi yang berbeda, Benteng Vredeburg dimaksudkan untuk melindungi Kraton Jogya dari serangan musuh dari luar Jogya. Atau, bisa jadi sebagai sarana untuk mengawasi pergerakan Kraton Yogyakarta.  Hal itu, dapat dilihat dari jaraknya yang hanya dipisahkan dengan jalan raya antara kedua tempat dan dalam radius jangkauan tembak meriam Belanda saat itu. Benarkah asumsi demikian?.  Wallahu A’laam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun