Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Koka The Hidden Paradise

30 Agustus 2016   21:04 Diperbarui: 30 Agustus 2016   21:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sisi lain Pantai Koka (dok.Pribadi)

Meninggalkan Maumere menuju Ende, ibarat memasuki medan laga. Betapa tidak, jalan yang akan dilalui sangat menantang, tanjakan dan turunan tajam dengan tikungan patah-patah. Diperlukan  nyali dan kehati-hatian lebih untuk melewatinya.  Salah-salah, bisa memasuki jurang yang dasarnya tak terjangkau pandangan mata.

Begitulah, siang itu, pukul tiga siang saya meninggalkan Maumere menuju Ende, tujuan yang dicapai, Pantai Koka.

Jarak tempuh 48 km untuk tiba di Pantai Koka, empat puluh dua kilometer pertama saya habiskan dengan medan yang berat.   Kendaraan roda dua yang saya kendarai meliuk-liuk mengikuti jalan yang tak ramah. Untung saja, kondisi jalan cukup bagus.

Menjelang pukul lima, sampailah saya di Desa Wolowiro Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka. Ada plank nama Pantai Koka.  Menunjuk arah ke kiri, dengan jarak 2,5 km dari pinggir jalan  untuk tiba di pantai Koka.

Pantai Koka sore itu (dok. Pribadi)
Pantai Koka sore itu (dok. Pribadi)
Belum tiga ratus meter, ada plank yang menghalangi jalan, untuk membuka penghalang jalan, kita harus membayar lima ribu rupiah, sebagai tanda masuk. Selesai membayar,  selanjutnya jalan mulai menurun, dengan kondisi jalan sebagian rusak. Lalu, sesaat di dalam lokasi Pantai Koka, kita diminta untuk kembali membayar lima ribu rupiah, sebagai biaya parkir, demikian kata yang menjaganya.

Selanjutnya….. pemandangan yang  terhampar  sungguh indah tersaji di depan mata.

Pantai Koka, adalah pantai yang tersembunyi, garis pantainya sempit saja, diapit antara dua bukit kecil di sebelah timur dan dua bukit terjal di sebelah utara.

sisi lain Pantai Koka (dok.Pribadi)
sisi lain Pantai Koka (dok.Pribadi)
Pasirnya sungguh putih, tak ada kotoran, airnya sungguh jernih, agak berlebihan jika saya katakan bagaikan air aqua. Beberapa ikan kecil yang berenang, terlihat jelas di dalam air.

Wisatawan yang datang hanya dua mobil pribadi, satu mobil travel dan tiga sepeda motor termasuk milik saya.

Waktu jam lima seperempat mereka yang berkunjung mulai kembali. Hanya tinggal satu mobil travel yang membawa turis bule yang tersisa.

Membayangkan untuk ikut pulang dan  melewati jalanan yang curam dan berliku ke Ende, saya merasa keder juga. Dilangit kelihatan gelap pertanda  hujan segera akan turun. Bisa dibayangkan hujan-hujan ditengah hutan dengan kondisi kontur jalan tak ramah. Saya putuskan untuk bermalam di sini saja. Tapi, tak ada penginapan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun