Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kota Bajawa, Kota Dingin nan Damai di Flores

5 Agustus 2016   20:13 Diperbarui: 6 Agustus 2016   12:32 4066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun kota Bajawa (dok.Pribadi)

Jika saja saya tak mengunjungi kota Bajawa, tentu saja anggapan bahwa Flores daerah yang panas dan gersang, akan saya sepakati. Namun anggapan demikian, seakan sirna ketika minggu diakhir Juli 2016 saya mengunjungi Bajawa.

Awalnya, sejak dari Mbay, ibu kota kabupaten Nagekeo, yang merupakan Kabupaten pecahan dari Kabupaten Ngada, yang Ibu Kotanya Bajawa, udara terasa demikian panas dan kering, hingga saya tiba di Mataloko.  

Udaranya menjadi sejuk, hingga tidak salah jika di Mataloko ada sekolah Seminari, sekolah yang dipercaya sebagai sekolah Seminari kedua di tanah air setelah sekolah sekolah Seminari Mertoyudan, Yogyakarta sebagai sekolah Seminari pertama di Indonesia.

Gapura Selamat Datang di Bajawa (dok.Pribadi)
Gapura Selamat Datang di Bajawa (dok.Pribadi)
Adik yang duduk di sebelah saya mengatakan bahwa, Bajawa adalah sebuah kota yang berhawa sejuk. Sama seperti Bandung di Jawa Barat, Bajawa di kelilingi Bukit dan di lereng Gunung Inerie, sehingga berbentuk kota bak sebuah kuali dan sang kota berada di dasar kuali. Udara yang dimiliki Bajawa, juga sesejuk kota Bandung, demikian adik saya memberi info tentang Bajawa pada saya, siang itu.

Tak memerlukan waktu lama, sekitar sepuluh menit melewati Mataloko, sang adik meminta saya melongok ke  arah kanan jalan, dan benar. Di Bawah sana, terletak sebuah kota, kota Bajawa. Tidak membuang waktu, saya segera meng”abadi”kan view Bajawa yang sedang terbentang dihadapan saya, saat itu.

Kota Bajawa dari atas (dok.Pribadi)
Kota Bajawa dari atas (dok.Pribadi)
Memasuki kendaraan, sang adik melanjutkan, bahwa di tengan kota Bajawa, Mesjid Agung tepat berhadap-hadapan dengan Gereja Protestan. Mereka Nampak akur, demikian celoteh sang adik. Hahaha… karena dinginnya udara, makanya mereka tak ingin berjauhan, jawab saya pula, menimpali celoteh sang adik. Kami semua tertawa.

Benar, ternyata lima menit kemudian, saya menyaksikan sendiri Mesjid dan Gereja salin berhadap-hadapan, hanya dipasahkan jalan yang lebarnya kurang dari enam meter. Sebuah pemandangan yang langka, mengisyaratkan sebuah pesan bisu, bagaimana rukunnya antar umat beragama di kota Bajawa.

Kantor Bupati Ngada di Bajawa (dok.Pribadi)
Kantor Bupati Ngada di Bajawa (dok.Pribadi)
Nama Bajawa, menurut sejarahnya berasal dari kata Bhajawa, salah satu dari nama Kampung terbesar dari tujuh kampung yang berada di sisi barat kota Bajawa. Tujuh kampung yang disebut “Nua Limazua” tersebut adalah Bhajawa,Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo dan Wakomenge.

Sedangkan sebagai ibu kota Daerah tingkat dua Ngada, didasarkan pada Undang-undang nomer 69 Tahun 1958, tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat II Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, tanggal 12 Juli 1958. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 1958.

Gereja Khatolik Mater Boni Concilii di Bajawa (dok.Pribadi)
Gereja Khatolik Mater Boni Concilii di Bajawa (dok.Pribadi)
Seorang adik lain, putra NTT yang bersama saya siang itu, menyatakan bahwa sejak dia tahu, kota Bajawa tidak mengalami kemajuan yang berarti. Itu artinya, sejak empat puluh tahun terakhir, Bajawa mengalami stagnan dalam perkembangannya. Meski pendapat demikian tidak seluruhnya benar. 

Sepenglihatan saya, di sebelah Utara Pusat kota, sedang dibangun Kantor DPRD yang cukup refresentatif, Posisi Kantor DPRD itu, tepat di seberang kantor Bupati Ngada Jl.Soekarno-Hatta no.1. Di sebelah kantor DPRD, juga ada kantor Pos yang cukup baik kondisinya.

Di selatan pusat kota, berada lokasi kota yang dibangun Belanda. Di sana ada, alun-alun dengan view yang sungguh cantik. Pada Sisi barat alun-alun, ada gereja khatolik Mater Boni Concilii,  sedang sisi selatan ada Kapolres, yang dulu dilokasi yang sama pernah berdiri bangunan pemerintahan colonial belanda.

Alun-alun kota Bajawa (dok.Pribadi)
Alun-alun kota Bajawa (dok.Pribadi)
Sebagai kota yang berhawa sejuk, Bajawa juga sebagai tempat istirahat mereka yang ingin berlibur, sekaligus juga tempat transit dan bermalam mereka yang mengunjungi obyek wisata yang berada di kabupaten Ngada, NTT. Seperti kampung Bena dan Riung.

Siang itu, kebetelan hari minggu, saya berkesempatan melihat kaum ibu yang pulang dari Misa di gereja khatolik Mater Boni Concilii. Banyak diantara ibu-ibu, masih menggunakan kain tenun khas Ngada, Flores. Bentuknya seperti kaun sarung dengan corak tenun khas Ngada. Perpaduan antara gaya modern dengan busana yang masih kental dengan tradisi local Ngada, Flores.

Kaum Ibu Pulang Dari Gereja dengan Kain Tenun Ngada (dok.Pribadi)
Kaum Ibu Pulang Dari Gereja dengan Kain Tenun Ngada (dok.Pribadi)
Rasanya, tidak lengkap mengunjungi Flores, jika tidak mengunjungi Bajawa. Kota Afdeling yang dulu, digunakan belanda sebagai pusat Administrasi kebun sekaligus kota peristirahatan yang berhawa sejuk.

Penulis dengan latar Belakang Gunung Inerie yang mengayomi Bajawa (dok.Pribadi)
Penulis dengan latar Belakang Gunung Inerie yang mengayomi Bajawa (dok.Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun