Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

23 Tahun Kemudian

7 Februari 2016   12:15 Diperbarui: 7 Februari 2016   13:22 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Juga tidak Pak”

“Juga Ibu nak Hadi masih punya hubungan darah dengan pak Selamat?”

“Juga tidak Pak” jawab Selamat singkat.

“Lalu, apa hubungan Pak Selamat dengan nak Hadi?”

“Saya dengan Pak Hadi satu proyek Pak. Saya kepala Logistik, sedangkan pak Hadi Project Manager. Karena, orang tuanya tak dapat datang dari Jawa untuk melamar Lastri, maka saya, sebagai orang yang tua usianya di Proyek, diminta tolong sama pak Hadi untuk melamar Lastri.” Urai Selamat.  

“Pak Selamat asalnya dari mana?” tanya ustadz Alamsyah lagi.

Wah… brengsek nih, ustadz Alamsyah, pake tanya asal usul segala. Bathin Selamat. Tapi, karna sudah berjanji akan menjawab dengan jujur, maka Selamatpun bercerita tentang asal usulnya.

Dia yang asal Medan, tepatnya sekitar jalan Darussalaam, dulu menikah dengan Mariana,  lalu, karena kesulitan ekonomi, keluarga kecil yang baru dikarunia anak satu itu, sepakat, Selamat merantau ke Jakarta, jika sudah memungkinkan, akan menjemput Mariana dan anak semata wayangnya, untuk boyongan ke Jakarta.

“Apakah Pak Selamat, kembali untuk menjemput Mariana?”

“Di Jakarta, saya hidup susah, saya kembali lagi setelah lima tahun. Tapi…”

“Tapi, apa Pak?” kejar Ustad Alamsyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun