Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Segenggam Cinta untuk Dunia yang Mulai Gila

1 Januari 2016   00:03 Diperbarui: 1 Januari 2016   00:34 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memendam masalah dalam kurun waktu yang lama bisa berakibat fatal. Beban hidup yang semakin berat karena tumpukan masalah sekian lama dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan mental atau sering disebut skizophrenia. Skizophrenia dan segala seluk-beluknya inilah yang kemudian dirangkai menjadi menjadi kisah nan apik dalam novel “Bulan Nararya” oleh Sinta Yudisia.

***

Cerita bermula di sebuah klinik kesehatan mental di pinggiran kota Surabaya. Nararya-yang biasa dipanggil Rara-, seorang perempuan muda energik nan kaya akan ide-ide segar, menghabiskan hari-harinya sebagai seorang terapis kesehatan mental. Kecintaannya akan profesi dan dunianya tersebut menghantarkannya pada pencarian akan metode penyembuhan baru demi penyembuhan pasien.

Transpersonal adalah nama metode penyembuhan mental baru yang sedang ia dalami. Transpersonal adalah suatu aliran psikologi baru yang menerapkan pendekatan budaya maupun pengalaman puncak seperti Sufi, Shaman, Tao, Tantra, Dan Zen kepada penderita gangguan mental. Dengan metode ini, ketergantungan pasien kepada obat-obatan berusaha dilepaskan.

Sekalipun transpersonal adalah metode baru, namun Rara begitu bersemangat untuk mencobanya sebagai alternatif terapi penyembuhan di klinik ia berada. Dengan penuh optimisme, Rara mempresentasikan metode transpersonal ke hadapan Direktur Klinik, Bu Sausan, petinggi yayasan, dan para penyandang dana.

Namun, karena transpersonal adalah metode baru dan masih membutuhkan banyak pengujian, ide Rara ditolak keras mentah-mentah oleh Bu Sausan dan petinggi yayasan. Penolakan ini tentu memberikan hantaman keras terhadap rasa percaya diri Rara. Penolakan ini adalah masalah pertama yang hadir, diantara beragam kerumitan yang hadir dalam hidup Rara selanjutnya.

Rara merasa sangat kecewa. Harapannya untuk mencoba metode terapi yang baru kandas di tengah jalan. Namun, penolakan yang dilakukan oleh Bu Sausan dan pihak yayasan bukannya tanpa alasan. Kasus seperti skizophrenia atau hilang akal sering dianggap sebelah mata dan bersinggungan dengan keterbatasan dana yang ada.

Dengan realita seperti itu, klinik kesehatan mental bukanlah tempat yang tepat untuk melakukan penelitian baru yang memakan waktu dan biaya. Bu Sausan dan yayasan tidak mau mengambil resiko mencoba metode terapi baru yang mungkin bisa memakan waktu sepuluh sampai lima belas tahun untuk melihat hasilnya. Problematika seperti inilah yang membuat pergolakan batin Rara tak kunjung usai.

***

Dalam suasana murung, Rara berjalan perlahan menuju paviliun pasien. Bila sedang merasa sedih dan tertekan, Rara seringkali menemui tiga “sahabat” spesial yang sekaligus menjadi pasiennya di klinik tersebut. Sania, Pak Bulan, dan Yudhistira adalah nama dari tiga sahabat spesial Rara itu. Perhatian aneh dari ketiga orang tersebut, acapkali membawa sebentuk kebahagiaan dalam diri Rara.

Sania kecil sering meminta Rara mengusap air mata nya dengan telinga boneka kelinci saat ia menangis, Pak Bulan mengajak Rara untuk melihat rembulan jika merasa sedih, dan Yudhistira akan menyodorkan kuas serta mengajak Rara melukis dalam suasana yang tenang dan khidmat. Ketiganya memberi perhatian kepada Rara dalam cara yang unik dan tidak biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun