Â
Hal ini didasarkan dengan pola asuh yang sering dilakukan oleh orangtua biasanya. Biasanya orangtua melakukan pembinaan kepada anak menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus menurut orang tua. Kemauan orang tua harus dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan pendapat. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak menjadi penakut, pencemas, menarik diri dari pergaulan, kurang adaptif, kurang tujuan, mudah curiga pada orang lain dan mudah stress.
Â
Berdasarkan hal di atas peran orangtua menduduki posisi yang sangat penting dalam mengembangkan jiwa sosial anak. Hal ini juga berkaitan dengan pola asuh dan kiat yang diterapkan oleh orangtua. Di samping itu, dalam proses penanaman jiwa sosial penting ditanamkan dalam diri anak adalah penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia, memelihara hak orang lain, disiplin etika sosial dan kontrol serta kritik sosial yang mana ke empat aspek tersebut harus ditanamkan kepada kanak-kanak sejak dini. Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dalam sebuah skripsi dengan judul; "Konsep Orangtua dalam Mengembangkan Jiwa Sosial Anak Menurut Islam"
Â
Jiwa Sosial      Â
Pengertian Jiwa Sosial
Jiwa sosial merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yaitu jiwa dan sosial. Jiwa merupakan perasaan, pikiran, anga-angan dan sebagainya. Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong/menderma dan sebagainya). Jadi jiwa sosial adalah keadaan  hidup kejiwaan seseorang  yang suka dan cenderung untuk memperhatikan kepentingan kepentingan orang lain atau masyarakat.
Â
Sedangkan pengertian secara istilah sebagaimana diungkapkan oleh Mustafa Fahmi jiwa sosial adalah: "Pandangan akhlak yang didasarkan atas perbedaan mana yang dianggap wajar dan mana yang dianggap tidak wajar dalam tindakan reaksi kita". Selanjutnya dalam membentuk jiwa sosial seorang anak dibutuhkan suatu pendidikan sosial yang mana maksud dari pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial, yang bersumber pada aqidah Islamiyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam, agar di tengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berprilaku sosial dengan baik.[16] Selanjutnya Ilmu jiwa sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku sesorang sebagai anggota masyarakat, di dalam melakukan hubungan sosialnya.
Â