Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mulai dari Diri Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, Trapesium Usia dan Roda Emosi

1 April 2024   03:05 Diperbarui: 1 April 2024   06:58 5887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/FB Isur Suryati 

Pada Modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak, dengan alur yang pertama "Mulai Dari Diri",  sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) saya diajak untuk merenungkan nilai-nilai dan peran saya sebagai individu dan pemimpin pembelajaran. 

Artikel ini akan mengulas dengan detail kegiatan pembelajaran mandiri dalam modul ini, termasuk tujuan, langkah-langkah, dan refleksi yang muncul.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan para CGP dapat:

1. Mengidentifikasi nilai-nilai yang melekat dalam diri mereka sendiri.

2. Menjelaskan peran mereka sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolah.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Trapesium Usia

Kegiatan ini mengajak CGP untuk membuat diagram Trapesium Usia, yang memetakan peristiwa penting dalam perjalanan hidup mereka. 

Langkah-langkahnya meliputi:

1. Membuat garis miring ke atas untuk menandai usia saat menyelesaikan masa sekolah, garis mendatar untuk usia kerja, dan garis miring menurun untuk usia pensiun.

2. Mengingat dua peristiwa penting pada masa sekolah: satu positif dan satu negatif terkait dengan guru.

3. Menuliskan usia saat kedua peristiwa tersebut terjadi pada diagram Trapesium Usia.

4. Merenungkan dampak emosional peristiwa-peristiwa tersebut hingga saat ini.

Tugas 1: Refleksi

Setelah membuat diagram Trapesium Usia, CGP diminta untuk merespons pertanyaan refleksi terkait peristiwa-peristiwa yang dicatat dan dampak emosionalnya. 

Ini meliputi:

- Identifikasi peristiwa positif dan negatif beserta pihak yang terlibat.

- Memahami dampak emosional yang masih dirasakan hingga saat ini.

- Mencari pemahaman mengapa momen di masa sekolah masih memengaruhi diri mereka sekarang.

- Menyimpulkan pelajaran hidup dari kegiatan Trapesium Usia dan penggunaan roda emosi.

Tugas 2: Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam tugas ini, CGP diminta untuk merenungkan nilai-nilai dalam diri mereka yang membantu menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah. 

Mereka juga diminta untuk mengevaluasi peran mereka dalam menggerakkan lingkungan sekolah. 

Pertanyaan refleksi mencakup:

- Identifikasi nilai-nilai pribadi yang memengaruhi interaksi dengan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah.

- Jelaskan peran yang telah dimainkan dalam memengaruhi dan memotivasi orang lain dalam konteks pendidikan.

Jawaban saya

Trapesium Usia: Refleksi Perjalanan Hidup

Trapesium usia merupakan perjalanan hidup yang dipenuhi dengan peristiwa baik dan buruk yang membentuk karakter seseorang. 

Dalam refleksi ini, saya ingin menyoroti dua peristiwa yang memiliki dampak yang signifikan dalam hidup saya.

Peristiwa Negatif: Trauma dan Ketakutan di Masa Sekolah Dasar

Salah satu peristiwa yang paling menghantui masa kecil saya adalah ketika seorang teman sekelas dijemput oleh orang tuanya untuk dinikahkan saat kami masih duduk di kelas 4 SD. 

Kabar ini membuat saya merasa cemas dan terancam, terutama karena di lingkungan tempat tinggal saya, pendidikan perempuan tidak dianggap penting.

Bapak saya sering mengatakan bahwa pendidikan tinggi bagi perempuan tidaklah berguna karena pada akhirnya mereka akan menjadi seorang istri. Ketakutan saya semakin bertambah ketika Bapak mengutarakan keinginan untuk menjodohkan saya dengan seorang lelaki yang suka merokok. Saya merasa terjebak antara keinginan untuk belajar dan harapan keluarga.

Peristiwa Positif: Semangat Belajar dan Mewujudkan Impian

Di tengah tekanan untuk menikah, saya menemukan cahaya harapan melalui kesempatan untuk melanjutkan sekolah di SMP. 

Dukungan dari bapak kepala sekolah dan perjuangan saya untuk mendapatkan beasiswa menjadi titik balik dalam hidup saya. 

Saya meminta bapak kepala sekolah untuk menakuti Bapak saya agar membiarkan saya melanjutkan sekolah. Meskipun ini merupakan tindakan yang tidak sepenuhnya jujur, hal itu membuka jalan bagi saya untuk mewujudkan impian saya.

Dampak Emosional yang Berkelanjutan

Peristiwa-peristiwa ini meninggalkan dampak emosional yang kuat dalam hidup saya. 

Saya merasa cemas, khawatir, dan trauma karena tekanan untuk menikah di usia muda. Namun, semangat belajar dan perjuangan untuk mencapai impian saya juga memberi saya rasa semangat dan percaya diri.

Pembelajaran dan Peran sebagai Seorang Guru

Sebagai seorang guru, pengalaman trapesium usia ini mengajarkan saya untuk memahami bahwa setiap murid memiliki pengalaman hidup yang unik. 

Saya harus sensitif terhadap emosi dan pengalaman mereka agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Saya juga belajar bahwa emosi adalah bagian alami dari kehidupan dan penting untuk mengajarkan peserta didik saya cara mengelola emosi mereka dengan sehat. 

Dengan memberikan dukungan yang tepat, saya dapat membantu mereka meraih potensi terbaik mereka.

Sebagai seorang guru, saya memiliki peran sebagai fasilitator, mentor, dan pemandu yang membantu murid menemukan makna dalam pembelajaran mereka. 

Saya berperan sebagai agen perubahan yang mendorong murid untuk mengembangkan potensi mereka dan mencapai tujuan hidup mereka.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Sebagai seorang guru, saya memiliki nilai-nilai seperti kepedulian, kesabaran, dan dedikasi yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya. 

Saya berperan sebagai pemimpin yang menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Dengan kemampuan literasi menulis dan keberanian untuk berbicara, saya berperan dalam menggerakkan murid untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan ide-ide mereka. 

Saya juga menggerakkan komunitas sekolah saya untuk aktif dalam kegiatan literasi dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi semua murid.

Sebagai seorang guru penggerak, saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan memberikan dampak positif bagi murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya.

Refleksi

Kegiatan "Mulai Dari Diri" memungkinkan para CGP untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan peran mereka sebagai pemimpin pembelajaran. 

Melalui Trapesium Usia, saya dapat memahami bagaimana pengalaman masa lalu memengaruhi pemikiran dan emosi mereka saat ini. 

Refleksi ini memungkinkan saya untuk menemukan cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai mereka dalam peran saya sebagai Guru Penggerak.

Modul 1.2 "Mulai Dari Diri" menandai langkah awal yang penting bagi para CGP dalam membangun karakter dan kepemimpinan saya. 

Dengan memahami nilai-nilai dan peran saya dalam konteks pendidikan, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam dunia pendidikan. 

Melalui refleksi yang mendalam, saya dapat memperkuat identitas saya sebagai Guru Penggerak yang berdedikasi dan berpengaruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun