Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah atau tim supervisor dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi. Hasilnya dianalisis untuk memberikan rekomendasi dan pendampingan kepada guru.
Contoh:
Seorang guru SMP menerapkan pembelajaran projek dalam mata pelajaran IPA. Saat supervisi, supervisor menemukan bahwa guru tersebut belum memiliki modul ajar yang terstruktur untuk projek tersebut.
Supervisor kemudian berdiskusi dengan guru untuk membantu merancang modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan projek dan Kurikulum Merdeka. Supervisor juga dapat memberikan rekomendasi sumber belajar dan strategi pembelajaran yang tepat.
Manfaat Supervisi Akademik:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran: Guru menjadi lebih terarah dalam mengajar dan mampu memberikan pembelajaran yang lebih berkualitas.
2. Meningkatkan profesionalisme guru: Guru mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dan belajar dari koleganya.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa: Dengan pembelajaran yang lebih berkualitas, hasil belajar siswa pun diharapkan meningkat.
4. Menciptakan budaya belajar yang positif: Supervisi akademik mendorong kolaborasi dan refleksi diri di antara guru, sehingga tercipta budaya belajar yang positif di sekolah.
Ragam Instrumen Supervisi Akademik
Supervisi akademik tak hanya tentang penilaian, tapi juga pendampingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Instrumen yang tepat menjadi kuncinya. Berikut beberapa tipe instrumen supervisi akademik beserta kelebihan dan kekurangannya:
1. Observasi:
Kelebihan: Memberikan gambaran langsung tentang praktik pembelajaran di kelas.
Kekurangan: Membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup besar.
2. Wawancara: