Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Enaknya Jadi Guru di Era Digital

4 Februari 2024   07:14 Diperbarui: 4 Februari 2024   07:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru di era digital/FB Isur Suryati

Hai para guru dan pendidik Indonesia! Saya yakin Anda pasti sudah siap untuk membahas tentang enaknya menjadi guru di era digital, kan? 

Saya tahu Anda pasti punya banyak pengalaman menarik dan tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan peran ini. 

Makanya, dalam artikel ini saya mau menjelaskan manfaat menjadi guru di era digital dan juga memberikan tips-tips untuk menghadapi tantangannya.

Apa sih manfaatnya menjadi guru di era digital? Salah satu manfaat yang paling jelas adalah kemudahan akses informasi.

Dulu, untuk mencari materi pelajaran yang up-to-date, kita pasti perlu repot-repot browsing buku atau mencari referensi dalam buku yang tebal banget.

Nah, sekarang dengan adanya teknologi, gampang banget dapetin materi baru dari berbagai sumber dalam hitungan detik. Kalian tinggal cari di internet, dan voila! Materi baru siap untuk di-share dengan siswa-siswi kita.

Tidak hanya itu, teknologi juga bisa membantu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kita pasti tahu kan, siswa kita zaman sekarang suka yang serba digital. 

Nah, dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, kita bisa bikin pembelajaran jadi lebih menarik, misalnya dengan memanfaatkan video pendidikan atau game edukasi. 

Anak-anak muda suka banget sama teknologi yang interaktif dan enjoyable, jadi ini bisa bikin mereka enggak loyo saat belajar.

Selain itu, memberikan ruang untuk kolaborasi online antara guru dan siswa juga bisa membantu meningkatkan interaksi dan partisipasi dalam pembelajaran. 

Misalnya, kita bisa bikin grup diskusi di platform online, di situ siswa bisa saling sharing pendapat atau bertanya. Jadi, interaksi antara guru dan siswa enggak cuma terjadi dalam kelas, tapi bisa lanjut di luar jam pelajaran juga.

Satu manfaat lagi yang gak kalah penting adalah kemampuan kita untuk memperluas jangkauan pendidikan.

Dengan adanya platform belajar online, kita bisa menjangkau siswa yang berada di daerah terpencil atau yang tidak bisa hadir ke sekolah secara fisik. 

Ini sangat penting untuk menyediakan kesempatan belajar yang lebih adil bagi semua siswa, termasuk yang ada di daerah terpencil.

Tapi tentu saja, tidak ada manis tanpa pahit. Tantangan menjadi guru di era digital juga ada, dan kita tidak boleh melupakan tantangannya. 

Salah satu tantangan yang perlu kita hadapi adalah kesiapan infrastruktur. Tidak semua sekolah memiliki akses internet yang cepat atau komputer yang memadai. 

Jadi, ini adalah sebuah pertanyaan besar, bagaimana caranya kita bisa memaksimalkan teknologi jika sumber daya dan fasilitasnya terbatas?

Tantangan lainnya adalah perubahan kultur dan keterampilan. Kita sebagai guru harus adaptif dan terus belajar tentang teknologi terkini. 

Terkadang, siswa-siswa kita lebih akrab dengan teknologi daripada kita, jadi tidak jarang membuat kita merasa ketinggalan atau tidak percaya diri. Tapi, jangan khawatir! 

Meskipun terlihat bahwa anak-anak itu sangat paham tentang teknologi, kita yang menjadi guru memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. 

Lebih baik, kita manfaatkan pengetahuan kita dan belajar bersama dengan mereka, daripada terus merasa cemas.

Kesulitan lain yang sering kita hadapi adalah evaluasi dan pemantauan. Kalau sedang mengajar online, tidak mudah untuk memantau kemajuan siswa secara langsung. 

Jadi, bagaimana kita bisa tahu apakah mereka paham atau belum? Dan bagaimana kita memberikan penilaian yang adil dan objektif? 

Ini adalah tantangan yang sulit, tapi ada solusinya. Misalnya, kita bisa menggunakan alat-alat online yang bisa memudahkan kita dalam mengumpulkan dan menilai tugas dari siswa.

Oke, saya tahu tentu saja tantangan-tantangan ini membuat kita agak khawatir. 

Tapi, jangan khawatir! Saya punya tips yang dapat kita coba untuk menghadapi tantangan di era digital ini. Pertama, kita harus mengoptimalkan sumber daya yang kita punya. 

Meskipun tidak ada fasilitas super canggih, tapi kita bisa memanfaatkan perangkat yang ada di masyarakat kita. Tapi tentu saja, perlu diingat agar dapat menggunakan perangkat tersebut dengan efektif, kita juga butuh pelatihan agar lebih terampil dalam menggunakan teknologi.

Selanjutnya, kita harus mengembangkan kerjasama. Kita tidak sendiri dalam medan pertempuran ini, ada banyak guru-guru lain yang juga sedang berusaha menghadapi tantangan yang sama. 

Kita bisa berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama. Jangan lupa untuk melibatkan siswa, orang tua, dan pihak sekolah dalam upaya meningkatkan akses dan pemanfaatan teknologi. Kita bisa membentuk semacam tim untuk menghadapi tantangan ini, agar tidak terasa berat seperti memperjuangkan sendiri.

Terakhir, kita harus menyusun rencana pembelajaran yang fleksibel. Kita bisa menciptakan kombinasi pembelajaran online dan offline untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur. 

Jadi, jangan takut untuk bereksperimen dan mencoba menggunakan teknologi yang ada. Jika ada cara lain yang dapat memudahkan kita dalam mengajar, mengapa tidak dicoba?

Nah, itu dia sedikit gambaran tentang enaknya menjadi guru di era digital. Meskipun ada tantangannya, tapi kesempatan dan manfaatnya juga besar banget. 

Jadi, marilah kita terus berinovasi, belajar bersama, bekerja sama, dan menjadikan teknologi sebagai alat yang memberikan manfaat yang hebat bagi pendidikan kita. Kita tidak sendiri dalam medan perjuangan ini, semua guru dan pendidik Indonesia sedang berjuang bersama-sama. Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun