Kesulitan lain yang sering kita hadapi adalah evaluasi dan pemantauan. Kalau sedang mengajar online, tidak mudah untuk memantau kemajuan siswa secara langsung.Â
Jadi, bagaimana kita bisa tahu apakah mereka paham atau belum? Dan bagaimana kita memberikan penilaian yang adil dan objektif?Â
Ini adalah tantangan yang sulit, tapi ada solusinya. Misalnya, kita bisa menggunakan alat-alat online yang bisa memudahkan kita dalam mengumpulkan dan menilai tugas dari siswa.
Oke, saya tahu tentu saja tantangan-tantangan ini membuat kita agak khawatir.Â
Tapi, jangan khawatir! Saya punya tips yang dapat kita coba untuk menghadapi tantangan di era digital ini. Pertama, kita harus mengoptimalkan sumber daya yang kita punya.Â
Meskipun tidak ada fasilitas super canggih, tapi kita bisa memanfaatkan perangkat yang ada di masyarakat kita. Tapi tentu saja, perlu diingat agar dapat menggunakan perangkat tersebut dengan efektif, kita juga butuh pelatihan agar lebih terampil dalam menggunakan teknologi.
Selanjutnya, kita harus mengembangkan kerjasama. Kita tidak sendiri dalam medan pertempuran ini, ada banyak guru-guru lain yang juga sedang berusaha menghadapi tantangan yang sama.Â
Kita bisa berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama. Jangan lupa untuk melibatkan siswa, orang tua, dan pihak sekolah dalam upaya meningkatkan akses dan pemanfaatan teknologi. Kita bisa membentuk semacam tim untuk menghadapi tantangan ini, agar tidak terasa berat seperti memperjuangkan sendiri.
Terakhir, kita harus menyusun rencana pembelajaran yang fleksibel. Kita bisa menciptakan kombinasi pembelajaran online dan offline untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur.Â
Jadi, jangan takut untuk bereksperimen dan mencoba menggunakan teknologi yang ada. Jika ada cara lain yang dapat memudahkan kita dalam mengajar, mengapa tidak dicoba?
Nah, itu dia sedikit gambaran tentang enaknya menjadi guru di era digital. Meskipun ada tantangannya, tapi kesempatan dan manfaatnya juga besar banget.Â