Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 1.4 Motivasi, Hukuman, Penghargaan, dan Restitusi

2 Oktober 2023   20:16 Diperbarui: 2 Oktober 2023   20:21 6569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi motivasi https://www.pexels.com/

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas konsep-konsep penting dalam pendidikan yang tercakup dalam Modul 1.4 Program Guru Penggerak Angkatan 9. Saya, Isur Suryati, calon guru penggerak angkatan 9 dari SMP Negeri 1 Sumedang, Kabupaten Sumedang, akan menjelaskan tentang budaya positif, teori motivasi, hukuman, penghargaan, dan pendekatan restitusi. Tujuan pembelajaran kita adalah agar kita dapat lebih memahami dan menerapkan konsep-konsep ini dalam lingkungan belajar kita.

Teori Motivasi

Motivasi adalah faktor penting dalam membentuk perilaku manusia. Dalam konteks restrukturisasi disiplin sekolah, ada tiga jenis motivasi perilaku yang perlu kita perhatikan:

Motivasi untuk Menghindari Ketidaknyamanan atau Hukuman

Motivasi eksternal ini mendorong individu untuk melakukan tindakan tertentu untuk menghindari konsekuensi negatif atau hukuman. Pertanyaan yang sering muncul adalah, "Apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukannya?"

Motivasi untuk Mendapatkan Penghargaan dari Orang Lain

Motivasi eksternal ini mendorong individu untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari orang lain. Pertanyaan yang muncul adalah, "Apa yang akan saya dapatkan jika saya melakukannya?"

Motivasi untuk Menghargai Diri Sendiri dengan Nilai-nilai yang Dipercayai

Motivasi internal ini mendorong individu untuk melakukan tindakan karena ingin menjadi diri yang mereka banggakan dan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Pertanyaan yang muncul adalah, "Bagaimana saya akan menjadi jika saya melakukannya?"

Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri, adalah yang paling kuat dan berkelanjutan. Motivasi ini mendorong seseorang untuk memiliki disiplin positif dalam melakukan tugas atau tindakan.

Hukuman dan Pendekatan Restitusi

Hukuman biasanya bersifat sepihak dan tidak melibatkan kesepakatan. Ini adalah tindakan atau sanksi yang diberikan sebagai respons terhadap kesalahan yang dilakukan. Namun, konsep pendekatan restitusi mengajarkan pendekatan yang berbeda:

Restitusi

Ini adalah proses yang menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi adalah pendekatan kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi, berpikir tentang nilai-nilai yang diinginkan, dan bagaimana mereka harus berperilaku. Restitusi mengutamakan perbaikan hubungan dan bukan hanya penebusan kesalahan.


Perbandingan antara hukuman dan pendekatan restitusi adalah sebagai berikut:

Hukuman vs. Restitusi:
Hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba, sementara restitusi bersifat terencana dan melibatkan kesepakatan.
Hukuman adalah tindakan satu arah dari pihak guru, sedangkan restitusi melibatkan kesepakatan dan partisipasi dari guru dan murid.


Hukuman membuat murid merasa tidak nyaman, sementara restitusi membuat murid merasa tidak nyaman dalam waktu yang pendek dan terkait erat dengan kesalahan yang mereka lakukan.
Hukuman tidak dapat diukur, sementara restitusi dapat diukur, misalnya dengan menetapkan tugas tambahan.


Penghargaan dalam Pendidikan

Penghargaan adalah bentuk motivasi eksternal yang dapat memengaruhi perilaku seseorang. Namun, penghargaan juga memiliki beberapa dampak yang perlu diperhatikan:

Penghargaan bersifat jangka pendek dan jangka panjang

Penghargaan efektif dalam mendorong tindakan segera, tetapi jika terlalu sering digunakan, individu dapat menjadi tergantung pada penghargaan tersebut dan kehilangan motivasi intrinsik.


Penghargaan harus konsisten

Jika penghargaan dijanjikan dan tidak diberikan, individu dapat merasa kecewa dan kehilangan motivasi untuk berusaha sebaik sebelumnya.


Penghargaan dapat merusak hubungan

Penghargaan yang diberikan kepada beberapa individu dapat menimbulkan rasa iri di antara yang lain dan dapat mengganggu hubungan interpersonal.


Penghargaan mengurangi kreativitas

Dalam beberapa kasus, penghargaan dapat menghambat kreativitas individu karena mereka lebih fokus pada penghargaan yang dijanjikan daripada pada proses kreatif itu sendiri.


Penghargaan bisa menjadi hukuman

Jika penghargaan diharapkan dan tidak diberikan, individu dapat merasa seperti dihukum, yang dapat mengurangi motivasi mereka.

Dalam pengembangan diri, penting untuk memahami bagaimana motivasi, hukuman, penghargaan, dan restitusi memengaruhi perilaku dan pembelajaran. Melalui pemahaman ini, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan efektif bagi murid-murid kita. Semoga informasi ini bermanfaat dalam upaya kita menjadi guru penggerak yang berpengaruh. Terima kasih atas perhatian Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun