Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Ileisme, Yuk Kenali Apa Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya!

5 April 2023   12:40 Diperbarui: 5 April 2023   12:53 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, ileisme juga dapat dilakukan untuk menonjolkan identitas diri atau merasa lebih penting dalam percakapan. Ketiga, ileisme juga bisa digunakan untuk memperkuat pesan yang disampaikan atau menekankan bahwa pembicara sedang berbicara tentang dirinya sendiri. 

Namun, terlalu sering melakukan ileisme dapat membuat percakapan terasa terlalu fokus pada diri sendiri dan memengaruhi dinamika interaksi sosial dengan orang lain. 

Masih dilansir dari liputan6.com, ternyata ada dampak positif dan negatifnya lho, saat seseorang melakukan ileisme dalam berkomunikasi. Apa saja tuh? 

Dampak positif dari ileisme adalah dapat membantu pembicara dalam memperjelas bahwa pesan yang disampaikan berkaitan dengan dirinya sendiri dan dapat memperkuat identitas diri. Selain itu, ileisme juga dapat membantu orang lain untuk lebih mudah mengingat nama pembicara, terutama jika mereka jarang bertemu.

Namun, dampak negatif dari ileisme lebih banyak terjadi. Terlalu sering menggunakan ileisme dapat membuat percakapan terasa terlalu fokus pada diri sendiri dan membuat pembicara terlihat sombong atau terlalu egosentris. Hal ini dapat mengganggu dinamika interaksi sosial dengan orang lain dan membuat orang lain merasa tidak nyaman saat berbicara dengan pembicara yang sering menggunakan ileisme. 

Selain itu, ileisme juga dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi kurang efektif dan sulit dipahami oleh orang lain, karena terlalu banyak memfokuskan pada diri sendiri. Oleh karena itu, penggunaan ileisme harus disesuaikan dengan situasi dan audiens yang berbeda untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku ileisme yang terjadi pada seseorang dalam berkomunikasi:

1. Menyadari adanya kebiasaan ileisme

Langkah pertama dalam mengatasi ileisme adalah menyadari kebiasaan tersebut. Pembicara perlu menyadari bahwa ia sering menggunakan nama dirinya sendiri dalam berbicara dan menyadari dampak yang ditimbulkan. Dengan menyadari kebiasaan ileisme, pembicara dapat lebih memperhatikan cara berbicara dan memperbaiki kebiasaan tersebut.

2. Mengurangi penggunaan ileisme

Pembicara perlu mengurangi penggunaan ileisme dengan menyadari kapan dan di mana penggunaan ileisme diperlukan. Ia perlu menghindari penggunaan ileisme secara berlebihan, terutama dalam situasi formal dan dengan audiens yang belum terlalu akrab. Dengan mengurangi penggunaan ileisme, pembicara dapat menghindari kesan terlalu fokus pada diri sendiri dan memperbaiki dinamika interaksi sosial dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun