Rindang menghela nafas panjang. Ia tahu bahwa ia harus jujur pada suaminya, meski itu akan melukai hatinya.
"Aku merindukan kebebasan untuk menjalani hidupku sendiri. Aku tidak pernah mencintaimu, Bimo. Kita menikah karena dijodohkan oleh keluarga kita," kata Rindang.
Bimo terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa sedih bahwa pernikahannya tidak bahagia, namun ia tidak ingin kehilangan Rindang.
ku ingin mencoba menemukan solusi untuk masalah kita. Apakah ada yang bisa kita lakukan agar hubungan kita menjadi lebih baik?" tanya Bimo.
Rindang merasa terharu dengan sikap Bimo yang mencoba mencari solusi. Namun, ia tahu bahwa masalah ini tidak bisa diatasi dengan mudah.
"Aku tidak tahu, Bimo. Aku merasa terjebak dalam kehidupan ini. Aku tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan," kata Rindang.
Bimo menggenggam tangan Rindang dengan erat. Ia merasa sedih melihat istrinya yang tidak bahagia.
"Kita akan mencari jalan keluar bersama, Rindang. Aku akan selalu mendukungmu dan mencoba membuatmu bahagia," ujar Bimo.
Rindang merasa haru dengan ucapan Bimo. Ia tahu bahwa Bimo mencintainya, meski ia tidak mencintai Bimo. Namun, ia tidak tahu bagaimana cara membuat pernikahannya bahagia.
Rindang dan Bimo masih duduk di ruang tamu, mencoba mencari solusi untuk masalah mereka. Namun, Rindang masih merasa tidak bahagia dan merindukan cinta sejatinya, Ario.
Sebenarnya, Bimo memiliki penampilan yang menarik dan karismatik, dengan tinggi badan yang cukup dan postur tubuh yang tegap. Ia memiliki rambut hitam yang rapi dan wajah tampan yang sering membuat orang lain terpesona. Namun, tatapan matanya cenderung tajam dan sering membuat orang merasa tidak nyaman ketika dilihat langsung.Â