Selain itu, anak yang terpapar dengan media yang menyajikan tindak pidana sebagai sesuatu yang normal atau dihormati dapat mempengaruhi persepsi anak tentang tindak pidana. So, hati-hati juga ya memperkenalkan tontonan pada anak.
Lingkungan keluarga yang harmonis
Menurut pendapat dari beberapa ahli dan psikolog, diperoleh definisi bahwa lingkungan keluarga yang aman dan harmonis adalah suasana yang diciptakan oleh orang tua atau orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, di mana anggota keluarga merasa aman, nyaman, dan merasa dihargai.Â
Dalam lingkungan ini, orang tua memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian, dan pengertian kepada anak-anaknya, serta memberikan peraturan yang jelas dan tegas dengan cara yang positif.
Sehingga, outputnya adalah anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini akan merasa diterima, diakui, dan dihormati oleh orang tua dan keluarga. Mereka pun merasa memiliki tempat yang aman untuk berbagi perasaan dan pikiran mereka, serta merasa diakui sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan harapan sendiri.
Komunikasi yang terbuka dan jujur di dalam keluarga juga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam membuat lingkungan yang aman dan harmonis. Orang tua jangan lelah untuk terus memberikan pendidikan tentang norma dan nilai-nilai yang positif dan menyediakan contoh yang baik dalam perilaku dan interaksi sosial.
Karena, secara umum, lingkungan keluarga yang aman dan harmonis merupakan fondasi yang kuat bagi perkembangan anak, kesejahteraan, dan kesehatan mental anggota keluarga.
Bagaimana Cara Orang Tua dalam Menciptakan Lingkungan Keluarga yang Aman dan Harmonis?
Ada beberapa tips yang bisa kita terapkan dalam menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis bagi anak-anak. Berikut sudah saya rangkumkan dari berbagai sumber.
Membuat komunikasi yang baik
Kemampuan mendengar kadang terlihat sepele, ya. Namun, ternyata saat dipraktekkan itu susah sekali, lho. Karena, sebagai orang tua kita harus membuat lingkungan yang memungkinkan anak-anak untuk berbicara dengan bebas dan mengekspresikan perasaan mereka.Â
Orang tua juga harus mendengarkan dengan seksama dan memahami perasaan anak-anak. Biarkan mereka mengeluarkan unek-unek dan perasaan hatinya, walau mungkin dengan cara yang menurut kita sangat menjengkelkan umpama, dengan cara merungut, ngomel, dan mengeluh.