Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Boys Will be Boys, Dukung Hobi Suami agar Tidak Menimbulkan Friksi

17 September 2022   12:49 Diperbarui: 18 September 2022   01:00 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hobi |Pexels.com/Kai Black

Dibutuhkan kesadaran sepenuh hati, serta kesabaran yang maksimal bagi para istri yang sedang berada di rumah hari ini. Bahwa pasangan kita, yakni suami adalah laki-laki yang memiliki hobi atau kegemaran yang patut untuk didukung dan diapresiasi. Bila tidak, akan menimbulkan sedikit goncangan, badai halilintar, dan hantaman gelombang pada bahtera rumah tangga kita.

Hallo, Gengs! Apa kabar weekend-mu hari ini?

Selama enam hari kita menunggu. Lelah dan penat, serta badan yang tidak sabar meminta rehat, sekadar jalan-jalan. Mungkin, suami mau berbesar hati sebentar saja, handle anak dan biarkan istri mager barang beberapa jam.

Atau ajak kita beli penganan pengganjal perut, agar weekend tidak diburu-buru untuk masak. Kalau bisa, minta libur deh, satu hari saja tanpa dramatisasi harian yang menguras kewarasan jiwa. Ingin sesekali emak nge-drakor.

Gak perlu seharian lah. Terpenting bisa melepas emosi, sekedar mengisi cangkir kebahagiaan yang sudah ledis isinya. 

Eh, pak suami dengan wajah tanpa dosa. Dengan perlengkapan serba hebat, seperti raider yang siap untuk bertempur. Wajah lugu nan kelimis itu menyodorkan tangan ngajak salaman, sambil berkata dengan nada enteng,

"Ma, izin mancing dulu, ya. Sama teman-teman kantor, kok. Ada Pak Kepala Bagian juga. Malu, kalau tidak ikut partisipasi. Nanti, disangka tidak loyalitas."

Dia sama sekali gak peduli tuh, anaknya nangis jejeritan mau digendong. Istrinya pegang sapu dan kain pel. Baju baru sebagian yang selesai dicuci, belum tersentuh buat dijemur.

Rumah berantakan, mainan anak berserakan, gas habis, dan galon kering kerontang minta diisi.

Lihat istrinya yang melotot tanpa ekspresi. Saking sudah kehabisan kata-kata dan juga air mata. Dia mengambil tangan istrinya untuk cium tangan, sekedar pengabsahan atas ijin yang tidak mungkin bisa dikantongi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun