Jebakan dua pendapatan ini diyakini menjadi penyebab, kenapa akhirnya para pasangan milenial sekarang ini, banyak yang tinggal di kontrakan, memiliki banyak anak, dan keadaan ekonomi yang morat-marit.Â
Selain itu, banyak dari mereka juga yang terjerat pinjaman online. Karena, harus gali lubang tutup lubang. Untuk menutupi utang-piutang terkait cicilan rumah, pinjam untuk biaya lahiran anak, dana untuk berobat, dan lain-lain.
Solusi mengatasi two-income trap
Setiap permasalahan yang datang menghampiri kita. Selalu hadir satu paket bersama solusinya. Itu sudah menjadi hukum alam, ya. Seperti dikatakan di dalam Al-Qur'an, surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6.Â
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
1. Penuhi kebutuhan rumah tangga hanya dari satu pendapatan
Saat suami dan istri bekerja, menghasilkan pendapatan secara bersama-sama. Maka, alangkah lebih baiknya, gunakan pendapatan salah seorang saja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apalagi, saat pertama menikah belum ada tanggungan anak.
Artinya, belum banyak kebutuhan yang akan menguras keuangan. Dalam hal ini, kurangi biaya untuk bersenang-senang, seperti : minum kopi di kafe, kongkow dan traktir teman, shopping baju dan barang yang tidak terlalu urgent.
Gunakan, pendapatan yang lebih kecil untuk membiayai kebutuhan rumah tangga. Agar kita tidak merasa jumawa dan borju. Dengan jumlah penghasilan sedikit yang digunakan. Kita akan bersikap hati-hati dalam membelanjakan uang tersebut. Supaya bisa mencukupi kebutuhan dalam satu bulan.
Agar semua kebutuhan dapat ter-cover. Dari mulai sosial, memberi kepada orang tua, infak, cicilan, investasi, dan kebutuhan pokok. Kita dapat mengelola keuangan dengan metode 1234.Â
1 Artinya, 10 persen dari pendapatan untuk infak, menyumbang, dan memberi kepada orangtua. 2 artinya 20 persen dari pendapatan untuk dana tabungan, dana darurat, dan investasi. 3 artinya 30 persen untuk biaya cicilan, bisa cicilan rumah, motor, dan lain-lain.Â