Karena, dengan menuangkan semua hal yang dirasakan, baik perasaan sedih, kesal, marah, kecewa, dan lain-lain ke dalam tulisan. Hal itu akan membantu menghilangkan sampah emosi dari dalam mental kita.
Namun, bisa saja saat kita stres menghadapi deadline pekerjaan di kantor, masalah bisnis yang menuntut segera dituntaskan, dan problematika rumah tangga yang berkepanjangan.Â
Akan menyebabkan rasa stres melanda jiwa kita. Oleh karena itu, perlu upaya self healing dari dalam diri.Â
Dengan cara melakukan self theraphy melakukan hal-hal yang menyenangkan, disukai, membuat relaks, dan lain-lain. Umpama: menulis healing, jalan-jalan, melakukan hobi yang menyenangkan, membaca komik, bercocok tanam, nonton film, dan lain-lain.
3. Ingin tampak sempurna
Keberhasilan dalam menulis, umpama artikel yang dibaca ribuan bahkan jutaan orang ; menghasilkan buku best seller, dan penghargaan dalam ajang-ajang lomba penulisan.
Hal itu akan menjadikan seorang penulis mengalami stars syndrome dalam bidang ini. Akhirnya, saat menulis ia akan menaruh ekspektasi yang tinggi pada tulisan yang dihasilkannya.
Alih-alih dapat menghasilkan tulisan dengan kualitas bagus. Hal ini malah dapat mendorong penulis ke dalam lembah writer's block.
Dia akan merasa harus tampil sempurna tanpa cela. Sehingga untuk menulis paragraf pertama saja, membutuhkan waktu berlama-lama. Karena, ingin paragraf pembuka yang spektakuler dan disukai banyak pembaca.
Sehingga, saat menulis terus saja berkutat dalam kegiatan baca-edit. Padahal, kegiatan tersebut akan berakibat pada tulisan tidak pernah selesai sampai kapan pun.
Oleh karena itu, lakukanlah refleksi, akuilah bahwa diri kita memang bukan penulis yang sempurna.