Jangan anggap enteng writer's block. Meskipun ia kasat mata, dampaknya tidak main-main. Bisa-bisa kita dipensiunkan secara dini dari dunia kepenulisan. Kan gak etis, ya. Baru juga mulai, harus sudah ditutup.Â
Writer's block sebagai sebuah penyakit, ia akan melekat dan mencengkeram dengan kuat pada mood penulis yang tidak berusaha untuk melepaskan diri. Siap-siap saja, hidup bersama writer's block berhari-hari, minggu, bulan, bahkan selamanya.Â
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan menerapkan cara dan tips menghadapi writer's block. Ditta Widya Uttami, S.Pd., Gr. -- seorang penulis dan guru IPA asal Subang memberikan tips dalam menghalau writer's block yang biasa menyerang mood para penulis.
Mengenali penyebabnya Â
Setiap masalah akan dapat terurai dan ditemukan solusinya. Apabila kita sudah berhasil menemukan akar penyebabnya.Â
Ibarat sebuah gejala penyakit, misalnya badan demam dengan suhu yang tinggi, jantung berdegup kencang, napas sesak, dan lain-lain.
Kita tidak bisa begitu saja meminum obat, tanpa mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit dan penyebabnya.Â
Mungkin kita akan datang ke dokter untuk mengetahui tentang hasil diagnosa, apa sebenarnya penyakit yang mendera tubuh kita.Â
Jika sudah ditemukan jenis penyakit dan penyebabnya, dokter akan memberikan resep obat untuk kita beli.
Begitulah halnya dengan writer's block. Sebelum melakukan tindakan pengobatan. Kita sebagai penulis, disarankan untuk melakukan self diagnosis.Â
Karena, kepenulisan tidak ada klinik atau rumah sakitnya. Kecuali, jika kita memiliki mentor atau guru, yang memantau perkembangan karier kepenulisan kita.