Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mitigasi Risiko Kenaikan Harga BBM Ala Ibu Rumah Tangga

5 September 2022   17:30 Diperbarui: 6 September 2022   07:29 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti sudah dijelaskan di atas pada bagian pembuka artikel ini, bahwa dana transportasi bagi keluarga saya menduduki posisi teratas sebagai pos yang menghabiskan pendapatan terbesar, hampir 25 persen dari total pendapatan sekitar Rp 1.500.000. 

Itu belum termasuk biaya pembelian bensin untuk mobil yang dipakai suami ke kantor. Jangan-jangan bisa mencapai hingga jumlah dua juta, ya. Mengingat harga bensin sekarang naik. 

Oleh karena itu, dengan kenaikan BBM tersebut akan lebih memperparah neraca pengeluaran keluarga kami. 

Padahal, seharusnya hal ini tidak terjadi. Jika saja jadwal antara masuk sekolah dan masuk kerja tidak jomplang. Sebenarnya, hanya selisih tiga puluh menit saja.

Tapi, bagaimana lagi sampai kini, saya belum menemukan solusi untuk menyiasati hal tersebut.

Sebagai warga negara yang baik, hanya bisa pasrah, berusaha, dan berdoa.

Semoga lebih banyak lagi rejeki yang datang kepada keluarga kita. Sehingga, kita bisa berkata, "Biarin mahal, yang penting kebeli."

2. Biaya makan 

Pos pengeluaran bidang mamin (makanan dan minuman) ini sudah dipastikan akan naik. Entah bagaimana, selalu ada korelasi yang positif antara kenaikan harga BBM dengan harga variabel ini. Mereka berdua sudah seperti anak kembar saja.

Karena, secara perhitungan matematis dan ekonomis. Memang, sangat masuk akal. Bila BBM naik, maka otomatis harga dan biaya pengiriman dan biaya transportasi bahan makanan dan minuman pun akan naik.

Hal ini, secara serta-merta akan meningkatkan harga bahan pangan. Karena, pengusaha makanan harus menutupi biaya transportasi. Ke mana lagi mereka membebankan biaya tersebut, selain ikut-ikutan menaikkan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun