Saya juga memerlukan transpor sekitar Rp 13.000, per hari. Dengan perhitungan dua kali naik angkot dan satu kali naik ojek. Jika dari sekolah pesan ojek online lebih mahal lagi, saya harus bayar sekitar Rp 25.000.Â
Memang lebih mahal, tapi saya bisa lebih cepat tiba di rumah, tidak usah nunggu term-an angkot yang bisa memakan waktu hingga setengah jam lebih.
Sebenarnya, bisa saja saya dan anak sulung ikut di-drop bersama mobil suami. Tapi, ya itu perbedaan jam masuk kantor dan sekolah menyebabkan kami harus berangkat masing-masing.
Anak saya yang pertama masuk sekolah pada pukul 06.30 untuk mengikuti kegiatan pembiasaan. Oleh sebab itu, dia harus berangkat pukul 06.00 pagi dari rumah. Agar bisa tiba di sekolah pada pukul setengah tujuh.
Sedangkan, saya dan bapaknya anak-anak berangkat kerja pada pukul 06.30 atau kadang-kadang pukul 07.00. Sungguh, menjadi tantangan tersendiri lika-liku masalah transpor ini.
Sempat galauÂ
Berita kenaikan BBM sempat membuat saya terhenyak. Sebagai ibu rumah tangga merangkap ibu bekerja. Saya paham betul bagaimana susah dan capeknya mencari uang.Â
Selain itu, sebagai ibu rumah tangga, saya juga tahu sekali bagaimana sulitnya mengelola dan menjaga agar uang gaji cukup untuk semua kebutuhan anggota keluarga hingga akhir bulan.
Ada beberapa pos pengeluaran rumah tangga yang akan membengkak dan loss management dengan adanya dampak kenaikan BBM ini.
1. Dana transportasiÂ