Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Inner Beauty Memancar dengan Memakai Kebaya

1 September 2022   15:10 Diperbarui: 3 September 2022   10:00 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).| Dok Kompas.com/Garry Lotulung

Kecantikan seorang perempuan akan lebih menguat auranya saat ia memakai kebaya. Hal itu tidaklah mengherankan. Sebab, kebaya pada umumnya hanya dikenakan pada acara-acara resmi dan sakral. Bukan untuk pakaian sehari-hari.

Sehingga, sekalinya perempuan mengenakan kebaya, umpama di hari pernikahan, kondangan, menghadiri acara resmi di kantor, pelantikan, dan lain-lain. Mereka akan tampak manglingi, seperti bukan keseharian dia. 

Ilustrasi perempuan berkebaya /Pinterest.com
Ilustrasi perempuan berkebaya /Pinterest.com

Oleh karena itu, inner beauty dari perempuan tersebut akan memancar, merefresentasikan apa yang ada dalam jiwanya, terpancing oleh pesona kebaya.

Ibu Tien dan Kebaya

Bila berbicara tentang kebaya, saya selalu teringat dengan istri presiden Soeharto, yakni ibu Tien. Entah mengapa, terasa pantas saja melihat beliau mengenakan kebaya dalam mendampingi kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. 

Ilustrasi Ibu Tien memakai kebaya| kemdikbud.go.id
Ilustrasi Ibu Tien memakai kebaya| kemdikbud.go.id

Kebaya melambangkan suatu kondisi yang elegan, terhormat, dan bernilai luhur. Hal ini sangat beralasan, mengingat kebaya merupakan pakaian adat yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Saat ini kebaya sudah merupakan busana adat Indonesia.

Kebaya Ibu Ageung

Dahulu, sewaktu kecil saya sering disuruh nenek mengantarkan pesanan gula merah ke rumah seorang juragan perempuan, bernama Ibu Ageung. Entah siapa nama aslinya, tapi saya senang memanggilnya begitu.

Disebut Ibu Ageung, bukan karena badannya gemuk atau besar. Biasa saja, perawakan dengan berat badan sekitar 50-57 kilogram, lumayan ramping. Namun, penampilannya yang selalu berkebaya, rapi, dan elegan dengan suara yang lembut bernada berat itulah. Sehingga, kami anak-anak ingin memanggilnya seperti itu.

Di rumahnya yang besar, asri, dan berpekarangan luas. Seperti rumah-rumah Belanda yang saya lihat di film, tumbuh bunga Ros dengan beraneka macam warna, bunga angkrek, lili, dan lain-lain.

Di teras rumah, ada dua pasang kursi dan satu meja berwarna putih dengan taplak meja berenda dengan warna yang sama.

Ibu Ageung dengan elegan duduk di kursi itu, memakai kebaya warna tosca, dengan sinjang motif Sidomukti dilamban rapi. Kakinya yang jenjang selalu memakai selop, rambutnya disanggul cantik, kerabu di telinganya tampak berkilat terkena sinar matahari.

Meskipun, wajahnya tidak terlalu cantik, malah gigi Bu Ageung juga tampak gingsul ke depan. Tapi, entah mengapa bagi saya beliau adalah sosok perempuan yang cantik, terhormat, dan elegan. Sambil mengobrol, dia selalu tersenyum keibuan, lalu meminta saya membacakan koran untuknya.

"Si Geulis tos tiasa maca teu Acan, cobi Ibu Ageung pangmaoskeun koran nya, kin dipasihan acis." Ucapnya dalam bahasa Sunda, saat dia tersenyum, saya melihat gigi emas berkilauan di mulutnya.

Dalam hati saya berkata, "Kalau sudah dewasa nanti, ingin menjadi perempuan seperti Bu Ageung, elegan, kaya raya, cerdas, suka membaca koran, baik, dan selalu memakai kebaya setiap hari."

Belum pernah saya melihat Bu Ageung tampil dengan pakaian kasual. Mungkin hanya di saat tidur, entahlah. Namun yang pasti, dalam setiap kegiatan di luar rumah, meskipun di teras atau halamannya, Bu Ageung selalu memakai kebaya lengkap dengan aksesorisnya.

Kebaya Nenek

Nenek saya juga selalu memakai kebaya setiap hari. Karena, pada saat itu orang yang sudah dewasa pakaiannya hanya memiliki model seperti itu. Hanya bedanya, nenek memakai kebaya untuk rakyat biasa, dijahit dari kain biasa, hanya modelnya saja menyerupai kebaya. 

Ilustrasi kebaya nenek jadul/ znfashion2 di Shopee.co.id
Ilustrasi kebaya nenek jadul/ znfashion2 di Shopee.co.id

Pasangan dari baju kebaya tersebut adalah kain jarik yang dijahit menyerupai sarung yang bisa dilipat, diputar, lalu bagian atasnya diselipkan di pinggang, agar tidak mudah melorot. Tidak dilamban rapi seperti jariknya Ibu Ageung.

Meskipun, sama-sama memakai kebaya setiap hari. Namun, aura inner beauty yang ditampilkan nenek dan Ibu Ageung terasa berbeda bagi saya.

Mungkin ada hubungannya dengan intelektualitas, penampilan, dan juga bahan baku kebaya yang digunakan.

Karena, pada jaman Belanda untuk bisa masuk ke Indonesia dengan aman. Maka, para perempuan bangsa Belanda harus menggunakan kebaya. Oleh sebab itu, banyak jenis kebaya yang dibuat dari bahan-bahan yang bagus seperti sutra, serat nanas, dan lain-lain.

Untuk membedakan dengan masyarakat biasa. Maka, dibuatlah jenis kebaya berbahan kain murah seperti kain mori, dengan model sangat sederhana, nyaris tanpa aksesoris.

Inner Beauty 

Tidak semua perempuan memiliki inner beauty. Itu karena, inner beauty merupakan kecantikan jiwa yang terpancar dari dalam diri seorang perempuan. Tidak harus memiliki fisik dan wajah cantik, untuk dapat memancarkan aura inner beauty.

Perempuan dengan wajah yang buruk sekali pun. Akan tampak cantik, bila ia memiliki kebaikan hati, kasih sayang, menghargai sesama, dan lain-lain.

Inner beauty juga tidak seperti kecantikan fisik yang rentan rusak dan hilang dimakan usia. Inner beauty akan tetap terpancar indah, meskipun seorang perempuan menjadi tua, keriput, dan tidak cantik lagi.

Agar inner beauty terpancar saat memakai kebaya 

Bila kita ingin terlihat cantik alami saat menggunakan kebaya di hari-hari spesial. Maka ada beberapa hal yang wajib diperhatikan.

1. Pakai kebaya yang nyaman, cocok dengan kepribadian kita.

Saat memilih kebaya untuk dijadikan sebagai busana yang merefresentasikan diri kita. Maka, penting untuk memilih bahan yang nyaman dengan pemilihan warna yang tepat, sesuai dengan acara yang akan dilaksanakan.

Untuk sebuah acara yang istimewa dan spesial, tidak apa-apa jika memilih bahan yang agak mahal sebanding dengan kualitasnya. 

Pilih penjahit yang sudah terbiasa dan ahli dalam menjahit kebaya. Karena, tidak semua penjahit bisa membuat kebaya. Terkadang ada yang tidak nyaman, pada bagian lengan, pinggang atau bagian dada.

Penting bagi kita untuk membuat kebaya yang nyaman dan pas dengan ukuran tubuh kita. Tidak terlalu ketat atau kedodoran. Ukuran kebaya harus pas, agar tampak elegan.

Sesuaikan model kebaya dengan kepribadian kita. Jangan hanya karena ingin tampil beda, kita membuat kebaya dengan model yang tidak kita sukai. Akhirnya, bukannya jadi elegan, malah membuat tidak percaya diri.

2. Bertingkah laku anggun dan menjaga sikap.

Saat memakai kebaya, tentu tidak pantas bila kita bertindak grasa-grusu, cengengesan, dan tertawa terbahak-bahak.

Bersikaplah sedikit lebih anggun, dengan berjalan secara pelan dan hati-hati. Agar kaki yang memakai high heels tidak keseleo, apalagi terjatuh. Kan malu-maluin, ya.

Berbicaralah dengan agak lemah lembut, sopan, dan menjaga sikap. Supaya aura kebaya yang kita kenakan terasa memancar. 

Bukan berarti, dengan memakai kebaya kita harus jaga image dan melakukan pencitraan. Sehingga, menjadi bukan diri kita apa adanya.

Tetapi, tampilkanlah versi terbaik diri kita saat mengenakan kebaya. Jika biasanya bertingkah pecicilan. Ya, sekali-kali saat pakai kebaya, kita tampilkan keanggunan.

3. Jaga lisan dengan berbicara santun dan lemah lembut.

Alangkah lebih eloknya, bila ketika berkebaya, kita juga melatih lisan kita untuk berbicara secara lemah-lembut, sopan, dan mengutamakan tatakrama.

Karena, orang yang kita temui pada saat itu merupakan para tetamu penting. Bukan saja sahabat karib, yang biasa berbicara dengannya menggunakan bahasa nyablak alias seenak gue.

Saat acara-acara resmi dan sakral seperti pernikahan, wisuda, pelantikan, dan lain-lain. Kita akan dituntut untuk mengikuti susunan acara secara khidmat dan khusyu.

Itu menjadi momen yang sangat penting, bagaimana kita menahan diri untuk tidak berbisik-bisik kepada orang yang berada di sebelah kita, tidak tertawa cekikikan saat prosesi, dan tidak menggunjing penampilan orang lain.

Fokuslah menjadi pribadi yang elegan dan menghargai acara tersebut. Agar kebaya yang kita kenakan, tampil mempesona memancarkan aura kecantikan dari dalam jiwa.

4. Menghargai orang lain dan tidak egois.

Kebaya yang kita kenakan akan dapat memancarkan inner beauty, jika kita sebagai pemakainya memiliki kepribadian yang baik, menghargai orang lain,dan tidak egois, alias ingin menang sendiri.

Sikap tersebut memang tidak akan muncul serta-merta, begitu kita memakai kebaya, Taraa langsung simsalabim menjadi orang yang bersikap baik.

Sikap positif harus dipupuk sejak dini, dilatih dan dibiasakan hingga menjadi sebuah karakter yang melekat dan menjadi brand bagi kepribadian kita.

5. Menambah pengetahuan dan intelektualitas.

Inner beauty seorang perempuan berbanding lurus dengan tingkat intelektualitas yang dimilikinya. 

Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk selalu meng-upgrade diri, menambah wawasan, dan meningkatkan kompetensi. Agar ia tidak menjadi pribadi yang kudet, kolot, dan planga-plongo.

Saat kita memiliki wawasan yang luas, tahu banyak tentang segala hal, dan menguasai berbagai keterampilan. Maka, saat mengenakan kebaya, inner beauty tersebut akan memancar. Menjadikan seorang perempuan menjadi lebih cantik dari biasanya.

Semoga kebaya Nusantara mampu menjadi busana yang memancarkan inner beauty para perempuan Indonesia. Menjadi pakaian yang berfungsi sebagai simbol dan lambang kelembutan sekaligus daya juang dan intelektualitas. (*)

#Kebaya Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun