Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menanam Sekarang Juga, Kunci Sukses Hidup di Negara Agraris

27 Agustus 2022   02:47 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:00 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menanam/Kolase - Dok. Pribadi

saya pun baru melakukan hal ini. Bahkan baru saja berjalan beberapa Minggu. Tapi, hasilnya luar biasa. Tanaman kangkung yang saya taruh di baskom yang saya isi air, kini sudah mulai bisa dipanen. Lumayan, untuk sayur kangkung pavorit keluarga, saya tidak harus mengeluarkan uang.

Begitu juga dengan tanaman lobak, sawi, dan daun bawang, sudah mulai bisa dipanen. Saat pagi-pagi harus membuat telur ceplok untuk sarapan pak suami dan anak-anak, saya tinggal gunting saja tuh daun bawang dalam botol plastik di pinggir dapur. Praktis dan ekonomis, lebih dari itu menyehatkan. Karena, ditanam secara organik, tanpa memakai pupuk kimia.

Manfaatkan lahan yang ada 

Tanamkan prinsip dalam pikiran kita. Bahwa, jangan sampai ada lahan kosong di sekitar rumah. Baik di halaman pekarangan, samping rumah, dan belakan rumah. Apalagi, bila kita memiliki kolam ikan, tanah kosong, balkon di lantai dua. Manfaatkan semua space itu untuk bercocok tanam.

Banyak teknik, metode, dan media yang dapat dijadikan referensi dalam memulai menanam. Coba dari tanaman yang sering kita beli di Abang sayur saja dulu, seperti : cabai rawit, tomat, bawang daun, seledri, dan lain-lain. Dengan niat awal untuk menjaga ketahanan pangan di rumah kita.

itulah, beberapa kunci sukses menjadi masyarakat yang tinggal dan hidup di negara agraris.

Salamat mencoba, semoga sukses. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun