Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengendalikan Populasi Kucing Secara Alami

20 Agustus 2022   10:13 Diperbarui: 20 Agustus 2022   10:20 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tidak menyukai kucing, menjauhlah. Jangan dilihat, tidak usah dekat-dekat. Ambil jarak dengan mereka. Tidak usahlah kotori tangan dengan menyakitinya, menendang, memukul, atau bahkan membunuhnya.

Karena, kucing juga mahluk Tuhan yang memiliki hak untuk hidup dengan aman, nyaman, dan selamat.

Ada banyak manfaat keberadaan kucing bagi manusia dan lingkungan. Pertama, kucing merupakan hewan yang jinak, lucu, dan menggemaskan. Kehadiran mereka di sekitar manusia akan mendatangkan perasaan tenang dan bahagia.

Kedua, kucing dipercaya dapat menyerap energi negatif yang ada di sekitar kita, di rumah kita.

Termasuk saat ada orang yang berniat buruk kepada kita dengan cara mengirimkan energi negatif. Maka, bila di sekitar kita ada kucing. Energi negatif tersebut akan memudar dan hilang karena diserap energi negatifnya oleh kucing.

Ketiga, dengkuran kucing di dekat kita dipercaya dapat menjadi terapi relaksasi, menyebabkan otak seseorang terasa tenang, bahkan efek dengkuran itu akan menyebabkan manusia dapat tidur dengan nyenyak.

Keberadaan kucing pada beberapa negara, seperti Turki dan Jepang sangat dihargai dan dicintai oleh masyarakatnya. 

Mengutip cnnindonesia.com bahwa kucing di Turki sangat dicintai dan menjadi daya tarik tersendiri.

Jumlah kucing di Turki belum bisa diperkirakan jumlahnya dengan tepat. Saking banyaknya jumlah mereka.

Namun, pada tahun 2019, The New York Times telah berhasil mengumpulkan data bahwa, sekitar 125.000 kucing berkeliaran secara bebas di Turki.

Di negara Jepang, kucing juga sangat dihormati. Masyarakat Jepang percaya jika kucing akan memberikan keberuntungan dan hal positif bagi kehidupan mereka. 

Bahkan, di Jepang didirikan sebuah payung kucing yang diberi nama Manki-neko. Patung ini diyakini akan membawa berkah bagi masyarakat Jepang.

Jepang juga memiliki sebuah pulau yang diberi nama Aoshima, sebagai pulau kucing. Karena, jumlah kucing di perkirakan lebih banyak menghuni pulau tersebut, daripada manusia.

Kucing menjadi masalah bagi manusia, saat populasi mereka membludak dan tidak dapat dikendalikan.

Sudah menjadi rahasia umum, jika kucing memiliki tingkat perkembangan populasi yang sangat tinggi. Sehingga, dalam waktu tiga bulan setelah melahirkan, seekor induk kucing sudah siap untuk mulai birahi lagi. Dalam waktu cepat, ia akan kembali hamil dan melahirkan.

Di dalam peribahasa Sunda, ada sebuah babasan atau ungkapan yang menggambarkan perkembangniakan kucing, yakni 'heunceut ucingeun' atau alat kelamin kucing betina.

Arti dari babasan tersebut adalah istilah bagi perempuan yang mudah birahi, hamil, dan melahirkan.

Bukan tanpa alasan, karena memang demikianlah faktanya. Bahwa, kucing mudah sekali berkembang biak.

Harus ada upaya serius untuk mengendalikan populasi kucing di lingkungan sekitar kita.

Sebab, bila populasi kucing tidak terkendali. Lalu, di sisi lain kita belum siap dalam hal perawatan, dana, dan akomodasinya. Maka, kucing akan menjadi masalah baru bagi lingkungan sekitar.

Pertama, kotoran kucing yang berserakan. Karena, kucing tidak disediakan tempat untuk buang air besar dan kecil. Maka, kotoran kucing akan mendatangkan polisi bagi lingkungan.

Kedua, suara bising kucing, saat kucing jantan birahi dan bertengkar berebut betina. Akan mendatangkan polisi suara bagi masyarakat.

Apalagi, saat bayi kucing telah lahir dan berbunyi eong-eong menyayat hati sambil merangkak dengan tubuh ringkihnya.

Bayi-bayi itu akan menangisenvati+cari induknya. Karena, haus dan kelaparan.

Hal ini, disadari atau tidak akanenimbilkan keresahan dan rada khawatir tersendiri pada masyarakat.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang aman dan selamat untuk mengendalikan populasi kucing.

Diantaranya : dengan program sterilisasi kucing secara gratis dari puskesmas di lingkungan sekitar.

Bagi masyarakat yang memelihara kucing di rumah. Ada solusi yang aman, alami, dan sederhana dalam sterilisasi kucing. 

Caranya adalah dengan.menaburkan sedikit ragi tape pada makanan kucing. 

Untuk tahap awal, sedikit dahulu. Lalu tunggu beberapa hari atau sekitar satu Minggu. Periksa bagaimana reaksi ragi tersebut pada tubuh kucing.

Patut menjadi perhatian, saat memberikan ragi pada makanan kucing . Pastikan dahulu, bahwa kucing tidak dalam keadaan birahi.

Karena, bila kucing dalam keadaan birahi. Pemberian ragi akan menyebabkan kucing mengalami keguguran , pendarahan dan cacat janin pada bayi kucing.

Sehingga, nanti kucing akan tetap melahirkan. Namun, kondisi janinnya cacat. Hal itu, akan menyebabkan masalah tersendiri.

Solusi lain yang dapat dipilih, bila anda tetap ingin memelihara kucing, yakni dengan cara pelihara kucing dengan kelamin jantan saja.

Itulah, cara alami mengendalikan populasi kucing di lingkungan sekitar kita.

Selamat.mencoba !

#Kebiri Hewan Liar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun