Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Mengemas Nasihat dalam Bentuk Lagu yang Disukai Anak-Anak

18 Agustus 2022   12:46 Diperbarui: 21 Agustus 2022   06:10 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendengar musik |Pexels.com/Jonas Muhamadi

Kak Seto Mulyadi, selaku Ketua Dewan Konsultatif Nasional Komnas Perlindungan Anak, pernah mengatakan bahwa:

Lagu adalah salah satu elemen penting yang dapat digunakan sebagai media ajar kepada anak. Namun, kontennya harus baik dan sesuai dengan kebutuhan anak sebagai pendengar utamanya. Karena, lagu cukup ampuh untuk menjelaskan berbagai persoalan yang rumit menjadi sederhana, sekaligus mudah dimengerti dan menyenangkan.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat anak-anak pada usia dini hingga pra-remaja sangat menyukai musik dan lagu. Karena, secara tanpa disadari alunan lagu, musik, dan nada akan membantu menyeimbangkan antara kerja tubuh dan kerja pikiran. 

Sehingga, saat mendengarkan lagu, anak akan merasa relaks, senang, dan gembira. Lagu juga akan memberikan stimulasi terhadap aspek kognitif, perkembangan emosi, dan juga menstimulasi kemampuan sosialisasi anak.

Saat anak-anak menyanyikan sebuah lagu, bersama guru atau orangtuanya. Maka, ia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Pola interaksi yang dibangun di saat relaks dan menyenangkan, akan membentuk jiwa anak menjadi anak yang bahagia, tidak mudah tantrum, dan mampu mengikuti intruksi dengan baik.

Ada sebuah lagu berbahasa Sunda, yang liriknya berisi konten yang amat bagus menurut saya. Pepatah orangtua kepada anaknya, dikemas dalam sebuah alunan nada yang mengayun kalbu. Lagu itu berjudul 'Jang' artinya panggilan kepada anak laki-laki pada masyarakat Sunda. 

Berikut adalah petikan lirik dari lagu tersebut: 


Jang (Nak)

Hirup teh teu gampang (Hidup itu tidak mudah)

Teu cukup ku dipikiran (Tidak cukup hanya dipikirkan)

Tapi kudu dilakonan (Tapi harus dijalani)

Jang (Nak)

Jalan kahirupan (Jalan kehidupan)

Henteu salawasna datar (Tidak selamanya datar)

Aya mudun jeung tanjakan (Ada turun dan tanjakan)

Kudu sabar dina kurang (Harus sabar saat kurang)

Ulah nepak dada beunghar (Jangan sombong kalau kaya)

Salawasna kudu syukur (Selamanya harus bersyukur)

Eling kanu Maha Agung (Ingat kepada Yang Maha Kuasa)

Kade hidep bisi kufur (Awas kamu jangan tidak bersyukur)

Jang (Nak)

Sing jadi jalma hade (Jadilah manusia yang baik)

Sing jadi jalma gede (Jadi orang besar)

Beunghar harta, jembar hate (Kaya harta, luas hati)

Jang (Nak)

Hidep sing ngajalma (Jadilah orang yang berperikemanusiaan)

Turut parentah agama (Mematuhi perintah agama)

Ulah jauh ti ulama (Jangan jauhi ulama)

Nyobat sareng ahli tobat (Bersahabat dengan ahli taubat)

Dalit sareng para kiyai (Karib dengan para Kyai)

Hirup keuna ku owah gingsir (Hidup akan berubah)

Ngarah aya nu ngageuing (Agar ada yang mengingatkan)

Mangsa lengkah nincak salah (Saat salah langkah)

Sing pinter tur bener (Jadilah orang yang pintar dan benar)

Sing jujur tong bohong (Jujurlah dan jangan bohong)

Ulah nganyerikeun batur (Jangan menyakiti hati orang lain)

Ngarah hirup loba dulur (Agar hidup banyak saudara)

Raksa ucap langkah (Jaga ucapan dan tingkah laku)

Tekad jeung tabeat (Tekad dan tabiat)

Ngarah pinanggih bagja (agar menemukan kebahagiaan)

Salamet dunya aherat (Selamat dunia dan akhirat)

Jang ... Jang (Nak ... Nak )

Cing jadi jalma sholeh (Jadilah orang yang shalih)

Jang ... Jang (Nak ... Nak)

Hidep sing sholeh (Kamu harus shalih)

Lagu ini sangat bagus bila diperdengarkan kepada anak-anak. Saya sedang memperkenalkan lagu ini kepada peserta didik. Lagu berjudul 'Jang' yang dinyanyikan oleh Bang Oon ini, merupakan materi ajar pelajaran bahasa Sunda, dalam kompetensi rumpaka kawih.

Ada beberapa pepatah dan nasihat orangtua kepada anaknya yang tersurat dalam lagu ini.

Hidup itu tidak mudah, harus dijalani bukan dipikirkan

Orangtua sebagai manusia dewasa yang sudah berpengalaman. Karena, lebih lama hidup daripada anak-anak sudah merasakan bagaimana manis-getirnya kehidupan. Memberikan nasihat, bahwa sejatinya hidup itu tidak mudah. 

Hidup itu tidak akan beres dengan dipikirkan, selesai dalam imajinasi dan angan-angan saja. Tetapi, hidup itu harus dijalani. Artinya, apapun masalah yang menimpa kita, ya jalani saja. 

Bila pagi-pagi, kamu bangun tidur, lalu perutmu berbunyi dan minta diisi. Maka, merenung dalam lamunan, menghayalkan makanan yang enak-enak tidak akan membuat perutmu kenyang. Kamu harus bangkit, datang ke dapur. Jika, ada makanan maka ambillah piring dan makan. Kalau makanan belum tersedia, maka kamu harus menjalani kehidupan dengan cara, ambil mi instant, ambil telur, dan masaklah. Itulah, yang dinamakan menjalani kehidupan.

Jalan kehidupan akan ada naik dan turun

Dalam tahap permulaan lagu ini, orangtua sebagai yang membuat lirik lagi-lagi menekankan poin utamanya pada kehidupan. Bahwa, meskipun tidak mudah. Tapi, hidup itu menawarkan dua pilihan, yakni ada tanjakan dan menurun. 

Saat menghadapi tanjakan atau jalan yang naik, kita sebagai manusia harus sabar dan terus berjalan, walaupun payah dan letih. Ingatlah, setelah tanjakan yang curam dan menukik, saat kita kehabisan nafas dan tenaga untuk berjuang menjalani kehidupan, menghadapi masalah, onak, dan duri. Maka, kita akan menemukan jalan yang menurun. 

Seperti kata Al-Qur'an, dalam surat Al-insyirah ayat 5, artinya: 

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Kita sebagai orang yang beriman, harus yakin dan percaya bahwa saat hidup dihadapkan pada kesulitan. Maka, ingatlah janji Allah Swt., pasti kita akan bertemu dengan kemudahan. Karena, bersama kesulitan itu akan ada kemudahan.

Jadilah orang baik, kaya harta dan kaya hati

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita dituntut untuk selalu menjadi orang baik. Maksudnya, bukan berarti kita selalu menjadi good person, dan tidak pernah berbuat salah. 

Dilansir dari Psychology today, bahwa orang baik dapat didefinisikan sebagai orang yang mengikuti aturan, tidak pernah melanggar hukum, melakukan kejahatan, berbohong dan menipu.

Selain itu, orang yang baik akan memiliki sifat yang altruistik alias tidak egois, mau membantu orang lain, memiliki rasa empati, dan bertanggung jawab. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah Saw., bersabda:

Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. (HR. Bukhari)

Jangan merasa rugi jadi orang baik. Karena, saat kita berbuat baik kepada orang lain. Manfaat dari kebaikan tersebut akan kembali lagi kepada kita. Bahkan, secara berlipat ganda.

Saat kita memiliki harta yang banyak, maka kebahagiaan tertinggi adalah bukan ketika kita menikmati harta tersebut sendirian. Kebahagiaan yang berlipat ganda akan terasa saat kita memberikan sebagian dari harta yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan. 

Senyum lebar dan kebahagiaan orang tersebut lah yang akan memberikan efek bahagia tiada tara bagi hati kita. Itulah, ciri bahwa kita termasuk kategori orang baik, kaya harta dan kaya hati.

Selalu bersyukur dan bersabar

Sebanyak apapun masalah kita di dunia ini. Hidup manusia hanya memiliki dua jenis saja, yaitu kemudahan dan kesulitan. Sikap kita dalam menghadapi dua jenis tantangan kehidupan tersebut, dengan cara bersyukur saat diberi kemudahan, dan bersabar kala dicoba kesulitan. Mudah saja, bukan?

Secara teori sangat mudah. Dalam praktiknya, tidak semua orang bisa menjalaninya dengan mulus. Butuh effort yang luar biasa, agar kita mampu untuk memiliki sikap seperti itu. Karena, sebagai manusia terkadang kita lupa. Tatkala hidup menjadi mudah, berkelimpahan, disayangi banyak orang. Kita selalu merasa bahwa itu semua adalah hasil usaha kita. Sehingga, kita merasa tidak perlu untuk bersyukur. 

Begitu juga, saat hidup dirundung berbagai kegagalan, kekurangan materi, kebangkrutan dalam bisnis, rumah tangga berujung perceraian, dan lain-lain. Kita tidak mampu untuk bersabar. Malah menyalahkan diri sendiri, mencari kambing hitam. Bahkan, kadang menyalahkan Tuhan. Naudzubillahi min dzalika.

Jadi orang yang taat beribadah

Kunci agar manusia dapat menjalani kehidupan dengan baik, serta mampu memiliki dua sikap syukur dan sabar. Dengan cara menjadi orang yang taat beribadah. Karena, saat kita dekat dengan Illahi, maka hati akan terasa damai. Sebagai mahluk ciptaan Tuhan, kita akan senantiasa mendekat kepada pencipta. 

Bagi umat Islam, cara mendekatkan diri kepada pencipta adalah dengan taat beribadah, dekat dengan para ulama, bersahabat dengan orang yang ahli bertaubat, dan berteman dengan para kyai atau orang-orang yang shalih dan berilmu. Karena, hidup ini ibarat roda yang selalu berubah dan berputar. 

Hari ini, kita menjadi orang yang baik. Esok hari kan belum tentu, siapa yang tahu hati kita berubah. Maka, dengan bergaul bersama orang-orang yang berilmu. Setidaknya, saat kita salah langkah, ada orang yang mengingatkan. Sehingga kita mampu untuk kembali ke jalan yang benar, dan memperbaiki langkah yang salah tersebut.

Pintar, benar, dan jujur

Ada yang mengatakan, bahwa perbedaan orang pintar dengan kurang pintar itu saat mereka dihadapkan pada masalah. Orang pintar akan dengan mudah menghadirkan beberapa alternatif solusi dari masalah tersebut, lengkap dengan analisis kekurangan dan kelebihannya dari setiap solusi tersebut. Sedangkan orang yang kurang pintar, tidak akan dapat menemukan solusi dari masalah tersebut.

Penting bagi kita untuk menjadi pintar, tapi bukan pinter yang keblinger. Yakni pintar dengan membodohi orang lain. Anak-anak harus diajarkan untuk pintar dalam koridor yang benar. Alternatif solusi yang mereka miliki, harus berpijak pada aturan yang benar. Selain itu, anak-anak juga harus diedukasi tentang sikap jujur. 

Bahwa, kejujuran itu amat penting, sebagai modal dasar bagi kehidupan di masa depan. Karena, sekali kita berkata bohong dan berhianat. Maka, sampai kapan pun orang tidak akan percaya lagi. Seperti kata peribahasa, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya.

Jangan sampai lisan dan perbuatan kita menyakiti hati orang lain

Ada pepatah yang mengatakan, lidah lebih tajam daripada pedang. Maknanya adalah dalam segala perkataan yang kita keluarkan, kita harus berhati-hati, agar tidak menyakiti orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Karena, sakit akibat perkataan itu tidak dapat disembuhkan. 

Kenangan yang buruk dan sakit hati akibat ucapan tersebut akan tersimpan permanen dalam memori. Luka di badan, beberapa bulan mungkin akan sembuh dan kering, bekasnya pun dapat hilang dimakan waktu. Tapi, luka hati akibat lisan tidak akan bisa disembuhkan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga diri, lisan, tekad, dan tingkah laku serta gerak-gerik kita. Jangan sampai menyinggung atau melukai hati orang lain. 

Itulah, beberapa pesan yang dapat kita ambil dari lagu berjudul Jang. Dengan berulang-ulang menyanyikan lagu yang memiliki konten positif seperti di atas. Maka, akan terbentuk dalam memori anak, sebuah konsep moral yang baik. 

Akhirnya, seiring berjalannya waktu, konsep pemikiran tersebut akan tertuang dalam tindakan yang benar. Bagaimana ia berucap, menjaga tingkah laku, bersabar dan selalu bersyukur, dan lain-lain. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun