Belajar dari Bapak Husin sebagai penjual seblak dorong yang saya ceritakan di atas. Beliau sebagai pedagang dengan keuntungan yang tidak seberapa. Namun, dengan perencanaan yang tepat dalam hal keuangan, dan kesadaran penuh akan tanggung jawab sebagai orang tua.Â
Ternyata, beliau berhasil mengantarkan ketiga anaknya untuk mencapai pendidikan tinggi yang mereka inginkan.
Anak pertama beliau kuliah di fakultas keguruan, sekarang sudah berumah tangga dan berhasil meraih impiannya sebagai guru.Â
Anak kedua, menjadi tentara sekarang berdomisili di Aceh.Â
Anak ketiga, berbisnis mengikuti jejak bapaknya, berjualan seblak. Namun, tidak lagi didorong menggunakan gerobak seperti bapaknya.Â
Ada petuah tentang investasi yang ditularkan Pak Husin kepada saya. Hal itu sudah saya praktekan dari tahun 2013 hingga sekarang. Alhamdulillah, sesuai dengan kata pepatah, bahwa bila sebuah ilmu itu diamalkan. Maka, akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat, berkah, dan berguna bagi kita.
Sebagai pedagang seblak yang memiliki penghasilan tidak tentu setiap harinya. Pak Husin harus pandai-pandai mengelola uang yang dihasilkan dari penjualan tersebut.Â
Setiap hari Pak Husin menyisihkan Rp 20.000 dari keuntungannya untuk investasi. Masing-masing sebesar lima ribu rupiah dia alokasikan untuk investasi-investasi di bawah ini.
Investasi pada emas
Hasil dari mengumpulkan uang tersebut setiap hari Rp 5.000. Maka, dalam setahun akan terkumpul sejumlah Rp 1.800.000. dalam jangka waktu setahun.Â
Maka, setiap tahun Pak Husin akan investasikan uang tersebut untuk membeli emas perhiasan atau logam mulia. Namun, Pak Husin lebih memilih investasi emas perhiasan. Karena, beliau ingin berinvestasi sekalian mendandani istrinya. Agar emas tersebut bernilai ganda, sebagai tabungan dan perhiasan.Â