KegagalanÂ
Kegagalan bukanlah impian. Siapa pun di dunia ini, saya yakin tidak ada yang pernah berharap gagal. Dalam hal apapun, baik pendidikan, karir, bisnis, hubungan dan lain-lain. Bahkan dalam hal yang buruk sekalipun umpama mencuri, tujuan setiap orang adalah keberhasilan.Â
Namun, kegagalan adalah keniscayaan. Ia ibarat minuman, setiap orang sudah dipastikan pernah meneguk, menyeruput, dan menenggaknya.Â
Setelah melakukan usaha dan proses yang yang panjang. Memeras keringat, membanting tulang, bahkan menumpahkan darah. Umpama dalam menghadapi ujian, perlombaan, problem, dan lain-lain. Kita selalu menebar harapan di bukit yang indah. Semoga lulus, menjadi juara, berhasil, sukses, semua berjalan dengan lancar dan baik-baik saja.Â
Saat gagal mendera, menjumpai kita di ujung perjuangan. Seketika itu juga, luruh dan rontoklah segala persediaan tabah dan kuat dalam jiwa kita. Diri terasa menjadi sangat buruk dan lemah. Rasa tidak berharga mencengkeram dengan kuat.Â
Badan terasa lemah, tiada daya, bagai kapas yang disiram air. Apalagi, jika di saat gagal tersebut, judgement dari orang-orang di sekitar mampir memperburuk keadaan menjadi lebih kacau.
Dapat dipastikan dalam kondisi itu, siapa, jiwa seperti apakah yang masih bisa bertahan?Â
Nah, itulah mengapa sangat penting bagi kita menjaga self worth alias rasa berharga dalam diri kita. Bagaimana caranya?Â
Berikut adalah tips dari psikolog yang saya lihat dari media sosial TikTok.
Berharga bukan karena prestasi
Sepintar apapun kita, beragam prestasi diraih, berbagai piala kejuaraan berjejer rapih memenuhi lemari pajangan, dan berpuluh-puluh piagam, sertifikat, bahkan materi berhamburan mengiringi keberhasilan kita. Pujian dan tepuk tangan meriah, gegap gempita membahana, nama kita dielu-elukan di mana-mana, disambut bak raja yang sangat berjasa.Â