Dikatakan positif, jika ia melawan judgement tersebut dengan tindakan terus belajar, semangat memperbaiki diri, dan membuktikan bahwa dirinya bukan seperti yang dikatakan orang tersebut dengan cara berprestasi.Â
Tapi, ada juga yang melakukan tindakan negatif dengan cara melawan secara frontal, tidak terima, dan akhirnya menimbulkan konflik, pertengkaran, dan permusuhan.
Kedua, bagi orang yang jiwanya lemah. Dampaknya akan fatal, orang dengan karakter seperti ini akan terpuruk, dia akan bertambah menjadi pribadi seperti yang di-judgement-kan tersebut. Dia akan sakit hati, berlarut-larut dalam kesedihan, dan menerima saja stigma negatif yang diberikan kepadanya.
Proses membandingkan
Terkadang, diri kita sendiri pun dapat menjadi penyebab utama munculnya rasa tidak berharga dalam diri. Bagaimana bisa? Yaitu saat kita membandingkan.Â
Ya, sebenarnya bagi beberapa orang sih ada yang fine-fine saja kala dirinya membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. Bahkan, ada yang mendapatkan motivasi dan inspirasi dari hal ini. Sehingga mereka dapat bertransformasi menjadi seperti pribadi yang dia bandingkan tersebut.Â
Umpama, saat dia melihat kawannya yang kaya, sukses, pintar, dan kreatif. Padahal, orang tersebut berasal dan berlatar belakang dari kalangan biasa-biasa saja, sama dengan dirinya. Dia akan melakukan proses membandingkan. Setelah itu, dia akan mencari tahu, apa yang membedakan dia dengan orang tersebut.Â
Dia juga akan mencari tahu tips dan trik apa saja dari orang tersebut. Sehingga dengan proses itu, dia berusaha dan berupaya semaksimal mungkin.Â
Maka, seiring berjalannya waktu, dia akan berhasil meniru keberhasilan dari kawan yang ia bandingkan itu.Â
Namun, dalam kenyataannya saat seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, dalam kondisi, usia, proses belajar, dan tingkat ekonomi yang sama. Tetapi, hasilnya berbeda jauh.Â
Pada umumnya, rasa insecure dan tidak berhargalah yang akan lebih dominan menguasai jiwa. Nah, ini dampaknya tidak main-main, ya.