Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Cara Tetap Bahagia, Meski Menikah Bukan dengan Cinta Pertama

13 Juni 2022   21:32 Diperbarui: 22 Juni 2022   02:00 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menikah bukan dengan cinta pertama | sumber: shutterstock via kompas.com

Menikah atau married merupakan takdir dan pilihan hidup. Terkadang, saat kita memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Dimana dia adalah cinta pertama kita. 

Kepadanya kita tambatkan segala rasa, kenyamanan, dan harapan. Namun, pada akhirnya takdir berkata lain. Kita tidak dapat menjalani kehidupan berumahtangga bersama dia. Nyesek iya, kecewa sangat.

Banyak faktor yang menjadi penyebab, gagalnya menikah dengan kekasih yang merupakan cinta pertama. Restu orang tua adalah salah satunya. Nah, tapi kamu jangan sedih dulu. Bisa kok, kita tetap bahagia. Meski menikah dengan pasangan yang baru kenal. Karena, dijodohkan umpamanya.

Inilah beberapa cara yang dapat kita tempuh, agar rumah tangga yang dibangun bisa langgeng dan tetap bahagia. Meski, pasangan kita bukan si dia, cinta pertama kita. 

Yakinlah bahwa takdir Tuhan adalah yang terbaik

Saat pertama kita menikah dengan orang yang tidak diharapkan. Maka, akan ada rasa sedih, kecewa, dan kesal dalam hati. 

Bahkan, bukan tidak mungkin, jika kita bersikap tertutup dan menolak kehadiran seseorang tersebut dalam hidup kita. Tentu saja, tidak dengan terang-terangan.

Ilustrasi nikah adalah takdir |Pexels.com/Mentatdgt
Ilustrasi nikah adalah takdir |Pexels.com/Mentatdgt

Namun, yakinlah bahwa apa yang terjadi pada pernikahan kita, merupakan takdir dari Tuhan. Cobalah untuk membuka pintu hati kita. Katakan bahwa dia adalah seseorang yang dipilihkan secara khusus oleh Sang Pencipta untuk menemani hidup kita.

Belajar untuk menerima kehadiran pasangan dalam hidup kita

Cobalah untuk belajar 'menerima' keberadaan pasangan dalam hidup kita. Mulai dengan menyapanya, ajak dia berbincang santai dari hati ke hati. Berkawanlah dulu dengannya, cari tahu hal-hal yang disukai dan tidak disukainya.

ilustrasi bersikap menerima |Pexels.co/Cottonbro
ilustrasi bersikap menerima |Pexels.co/Cottonbro

Kita juga harus coba memposisikan diri kita sebagai dirinya. Mungkin bagi dia, menikah dengan kita juga adalah hal yang berat. Karena kita sama-sama bukan pasangan yang saling mencintai dan menjalin hubungan dari awal.

Jangan berhubungan lagi dengan mantan, cobalah move on

Kenangan akan mantan terindah akan mengganggu dan menghancurkan rumah tangga yang baru saja kita bangun. 

Oleh karena itu, jangan coba-coba hubungi mantan atau menerima telepon darinya. Hal itu bila dilakukan akan membangkitkan semua kenangan indah kita di masa dulu, saat masih bersama.

ilustrasi delete kontak mantan |Pexels.com/Ketut Subiyanto
ilustrasi delete kontak mantan |Pexels.com/Ketut Subiyanto

Kalau kamu merasa akan lebih baik, jika nomor kontak mantan di-delete saja. Maka, lakukanlah! Hal itu akan mempercepat hati kita untuk move on dan melupakan dia. Setelah itu, kita akan fokus untuk menata hubungan yang baru bersama pasangan.

Luangkan waktu untuk honeymoon bersama pasangan

Honeymoon tidak semata-mata berbicara soal seks dan malam pertama saja, ya. Dalam kesempatan ini, kita juga bisa menyelami lebih dekat sikap dan sifat pasangan kita. Bagaimana cara dia dalam memperlakukan kita. Bicaralah dari hati ke hati atau deep talk  bersama pasangan, membahas tentang hal-hal yang bersifat pribadi.

ilustrasi honeymoon |Pexels.com/Josh Willink
ilustrasi honeymoon |Pexels.com/Josh Willink

Anggaplah bahwa hari itu, pasangan kamu adalah teman terdekat. Sahabat tempat berbagi cerita suka dan duka. 

Ungkapkan bahwa diri kita adalah orang yang mau bersikap terbuka. Gunakan kesempatan ini untuk mengkomunikaiskan apa-apa yang kita suka dan tidak suka dalam sebuah hubungan.

Jangan melulu kita saja yang berbicara dan mengungkapkan isi hati. Bermain peranlah, kita juga harus menantang agar pasangan mau terbuka dan mengatakan apa-apa yang menjadi isi hati, cita-cita, harapan, dan hobinya.

Percayalah bahwa pacaran setelah menikah itu lebih indah

Menjalin hubungan setelah menikah, alias 'pacaran' dengan pasangan halal adalah hal terindah yang akan kita jalani. Setiap hari, kita akan menemui kejutan-kejutan yang unik dan romantis serta mengejutkan. 

Bagaimana kita mengetahui sifat-sifatnya, kebiasaan-kebiasaan buruknya, karakternya dan semua hal tentang pasangan kita. Termasuk cara tidur, kebiasaan mendengkur, bahkan kentutnya pun kita akan tahu.

ilustrasi pacaran setelah menikah |Pexels.com/Jack Sparrow
ilustrasi pacaran setelah menikah |Pexels.com/Jack Sparrow

Betapa indahnya mengenal seseorang dalam ikatan yang sah secara hukum. Jangan khawatir, jika pasangan belum menunjukkan ketertarikan atau kita sendiri yang masih bersikap jaga image. 

Tiga hormon cinta yang ada pada tubuh kita, yakni : dopamin, adrenalin, dan serotonin akan bereaksi membantu rasa cinta datang pada kehidupan kita. Lihat dan coba saja, kamu  akan mudah untuk tertarik dan jatuh cinta kepada pasangan kamu, Siap-siap, ya. 

Nah, itulah beberapa cara yang dapat kita terapkan, agar tetap bahagia dan menjalani rumah tangga yang kekal, romantis, dan menghasilkan banyak generasi. Selamat mencoba, semoga berhasil, ya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun